Sabtu, 15 Maret 2014

GALAU BERMAKNA POSITIF

By. Nani Cahyani
Banyak kejadian-kejadian lucu yang menggelitik ruang benakku tiap harinya, sebut saja salah satu pengalamanku saat melewati jalan perintis kemerdekaan 7, Makassar. Segerombolan sapi dibiarkan begitu saja dijalanan, disaat saya terburu-buru hendak memprint file tugas kisah ini sudah beberapa bulan berlalu tapi tetap hangat di ingatanku. Saat mencoba melewati sapi-sapi itu namun terkepung ditengah-tengah teriak minta tolong justru sapi-sapi itu memandangiku mungkin fikiran mereka “emang ini jalanmu pakai minta tolong segala” dengan panik saya mencari lowongan untuk lewat, beruntung saja saat mengendarai motor tidak sendiri seorang kawan nebeng. Antara takut dan lucu kamipun berhasil melewati segerombolan sapi-sapi yang menggalau karena dibiarkan lepas mencari makanan. Cerita sapi-sapi kuanggap lucu karena disudut kota Makassar masih ada gembala sapi modern yang tak memakai topi koboi tapi malah menggunakkan headset menggiring sapi-sapi, sigembala sapi modern tak mungkin mendengar teriakan panik kami karena lagi asyik mendengarkan musik (sayang saat itu, saya tak sempat mengabadikan momentnya). Tingkah sigembala sapi adalah versi mengusir galau yang ampuh diera modern ketika musik menjadi alternatif pilihan membunuh kegalauan.
            Versi lain mengusir gundah dan galaunya hati adalah gadget dan social networking, perkembangan teknologi menjadikan orang lebih tertarik menceritakan kegalauan hati melalui status. Terkadang bahasa status inspiratif namun tetap saja banyak status selalunya menggalau. Dihari-hari tertentu status menggalau marak pada malam minggu biasanya jomblowan dan jomblowati menulis status “Malming dengan siapa ya” dan status yang lain mencari pembenaran bahwa menjadi jomblo tak selalu menyedihkann “jangan keluar malming banyak setan” dan masih banyak lain. Zaman ini galau seperti menjadi trend topic yang menarik, sempat terlintas dalam fikiranku apa penyakit masyarakat modern adalah menggalau. Dalam level tertentu menggalau bisa saja menjadikan kita lebih fokus pada diri sendiri menganggap diri tak lebih beruntung ketimbang yang lain, entahlah… yang pastinya menggalau bisa menjadi positif. Saya mengambil contoh ketika galau seseorang bisa saja menjadi maestro puitis dan mumpuni merangkai kata-kata menjadi indah jika sesegera mungkin ketika galau menyerang menulislah apa yang dirasakam oleh hati karena ketika benak bekerjasama dengan hati maka ide-ide brilliant memainkan kata hadir tersertakan dengan natural. Galau yang lain yang bermakna positif saat menjelang ujian biasanya galau intelektual menghampiri kita menjadi takut nilai yang keluar tak menyenangkan, jika galau seperti ini hadir segeralah mengambil buku dan membaca bahan yang akan diujikan. Galau intelektual pasti terkikis dengan sendirinya. Galau yang berikut ini sangat bermakna positif, ketika dirimu sedang galau jangan menceritakan kegalauanmu pada orang yang selalu menggalau karena kalau sama-sama menggalau habislah fikiran sehat yang ada “fikiran andai..andai..entahlah.. mungkin”. Jadilah pendengar yang baik untuk yang lagi menggalau karena tanpas disadari dengan banyak mendengarkan berarti kita belajar tentang sabar dan merendahkan hati.
            Galau bisa bermakna positif ketika dimaknai positif sebagai contoh semisal janjimu pada seseorang untuk membuktikan dirimu bahwa dirimu pantas dibanggakan dan membiarkan orang lain tersenyum saat mengingatmu, dengan bekerja keras bermakna prosesmu membuktikan diri karena mengenyahkan perasaan galau yang dialami. Dengan pembuktian diri kita menunjukkan tingkat konsistensi kita pada janji. Berusahalah menjadikan galau bernilai tentang memanusiakan perasaan, karena perasaan memang terkadang harus galau dalam grafik yang semestinya terseimbangkan antara bahagia dan bersedih. Semua rasa yang kita alami mesti diseimbangkan karena alampun terkadang menggalau dengan caranya dan sesudahnya menyeimbangkan gerak geriknya pada semesta yang selalu beriak dalam bahasanya yang indah.
            Segeralah menulis namun ketika menulis menjadi buntu membacalah karena membaca membuka millions of ideas dalam benak pemikiran.
Langit Makassar, 13 Maret 2014
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar