By. Nani Cahyani
Illustrasi: Subuh yang hening janganlah berlalu |
Mencari-MU…
Dalam gelisah hati mencari-MU, aku
merangkak dalam lorong masa yang teramat gelap hingga cahaya-MU menyinariku
jalanku. Sekian banyak waktu terlewatkan melupakan-MU, hingga air mata
kerinduan terbit seketika pada-MU. Biar aku bersimpuh serendah-rendahnya hamba,
ajarilah aku kelembutan hati, ketenangan jiwa, kemuliaan, dan lapangnya hati,
karena Engkau pemilik-NYA.
Mendamba-MU…
Dunia yang teramat luas tak bemakna
apa-apa hanya penyilau mata sesaat betapa rayuan-rayuan indah didunia memenuhi
fikiran tergoda akan indah dunia yang hanya sekejap. Aku butuh KAU sadarkan
khilafku, genggam lemah jemariku yang terkikis oleh dunia, senyumilah jiwaku
karena diri-MU keindahan yang kekal, kebahagiaan yang tak lekang oleh masa.
Mencintai-MU
Ketika silam adalah tempat berkaca,
aku mendewakan silam sebagai kehebatan, mencintai hebat dengan garangnya, jiwa
merintih tapi tak diacuhkan hingga cinta itu hadir untuk-MU. Mengutip seluruh
kata-kata indah Sang Pujangga tapi cinta-MU tak setara oleh apapun. Mencintai-MU
aku hanya ingin mencintai-MU…
Jika tiap detik adalah sadar,
insyafkan hatiku yang lemah, diriku yang pongah, dan kepalaku yang bebal. Ketika
nalar dan jiwaku dipenuhi kerinduan pada-MU. Terbitkan rinduku pada-Mu yang
akan terus pada-MU… pada-MU.. Sang Khalik pemilik segenap indah langit, hingga
Firdaus rindu luruh didalam jiwaku… iya aku hanya ingin subuh yang hening tak
berlalu……
Langit Makassar, 17 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar