Kota Makassar |
Benteng Keraton Buton |
By.
Nani Cahyani
Makassar kota indah
yang memikat hatiku setelah tanah kelahiranku Baubau. Sejak mengenyam
pendidikan dibangku SD, cerita kepahlawanan yang heroik seperti cerita Sultan
Hasanuddin sudah sangat akrab, berjam-jam melumat kisah yang dituturkan guruku
tentang Sultan Hasanuddin. Kota Makassar menjadi saksi perjuanganku bergelut dengan
buku-buku dan tugas-tugas yang mesti terselesaikan sebelum deadline ditentukan
oleh dosen. Impian mengenyam pendidkan di Universitas Hasanuddin bagian dari
mimpi-mimpi besarku dan waktu menjadikannya nyata. Mimpilah yang menjadikan
hidup berwarna dan bermakna. Sangat berat awalnya berada di tempat dimana
karakter dan budaya berbeda dengan yang tempat dimana diriku bermula.
Danau Unhas Makassar |
Perkuliahan biasanya
diselipkan dengan bahasa daerah Makassar, menurutku menarik karena dengan
sendirinya mengajarkan tentang kearifan lokal dan menjaga identitas. Pemahamanku
tentang bahasa daerah Makassar sangatlah minim. Maka jadilah kerjaanku menanyakan
artinya pada kawan yang duduk bersebelahan denganku. Agar dapat bersosialisasi
dengan teman-teman yang sebagian besar berasal dari Makassar membuatku belajar
menirukan cara mereka berbahasa namun justru bahasa yang kuhasilkan terdengar
aneh karena percampuran logat Baubauku dan logat Makassar kedengaranya lucu
bahkan sangat menggelitik indra pendengaran. Tipikal tidak ambil pusing dengan
cemoohan orang sangat efektif membantu adaptasiku berbaur dengan teman-teman,
dan memang mempelajari bahasa berarti menebalkan wajah untuk percaya diri over
dalam pemahamanku yang soundsnya sedikit crazy adalah walau lampu merah jalan
saja dalam mempelajari bahasa maksudnya walau salah aturan tetap saja say the
language out. Bahasa dan budaya merupakan perwakilan identitas, dengan
berbahasa kita dengan mudahnya dapat menebak darimana seseorang berasal dan
latar belakang pendidikannya.
Pantai Kamali Baubau |
Bahasa dan budaya mampu
melewati batasan peradaban, bahasa bersenyawa dengan budaya dan budaya berikatan
jiwa dengan bahasa. Keduanya seperti membuka cakrawala berfikir yang elegant serta
menempatkan semua aspek-aspek penunjang pembentukan identitas lokal yang
menglobal. Berbangga dengan keunikan yang berlabel lokal pada tiap individu
berarti dengan snedirinya melestarikan budaya. Pendidikan 2013 yang berbasis
pada karakter budaya bangsa yang berpekerti luhur mestinya bukan menjadi slogan
cantik yang menghiasi buku-buku tapi diaplikasikan dalam real life.
Makassar contoh dari
sekian banyak kisah yang mungkin akan kujelang kelak dimasa depan. Keterkejutanku
pada luasnya kotamu, keterkejutanku pada beragamnya ethnic yang datang melukis
impiannya, keterkejutanku pada padatnya lalu lintas kendaraan yang tidak
berhenti berdenyut nadinya, keterkejutanku pada indahnya pantai Losarimu,
keterkejutanku pada perputaran ekonomi yang teramat cepat, shocknya pandangan
mataku yang tak pernah berhenti memandangi hilir mudiknya oran-orang berlalu
lalang di mal mal mu, kekagumanku pada Pengetahuan yang berseliweran dengan
mudahnya di teras-teras Unhas ketika semua corner dipakai mahasiswa sibuk
membaca dan mengawinkan bahan bacaannya dengan tugas yang diberikan, tersesatku
diajalanan luasmu ketika berusah menaklukkan ketakutanku pada padatnya
kendaraan ah… itulah Makassar ketika semua kehidupan indah ditanah kelahiranku
Baubau kutinggalkan hanya untuk satu mimpi menuai benih pengetahuan di Kampus
merah Universitas Hasanuddin.
Bukit Wantiro Baubau |
Goresanku ketika mood
mengerjakan tugas belum hadir, dengan menghadirkan tulisan adalah caraku
membrainstormingkan keinginan untuk mebuat tugas.
Langit
Makassar, 27 April 2013
Dari tahun 2008 baru hari ini sy tahu cara tulis koment di blog sndiri hahaha, betapa bersejarahx hari ini buatku, merdeka:)
BalasHapus