Selasa, 21 Mei 2013

PELIK DAN JENAKA

 
By. Nani Cahyani
            Cukup lama tak menekan tuts tuts laptop untuk bercerita bebas. Hari ini gejolak rindu pada menulis menghentak-hentak benak, hingga akhirnya tak perduli sebegitu banyaknya tugas perkuliahan namun tetap menyisikan sedikit waktu hanya untuk menuangkan rindu. Kerinduan memang tak melulu tentang rindu seorang kekasih pada belahan jiwanya namun bentuk kerinduan menulis hari ini adalah bentuk kerinduan dalam versi sederhana, yaitu kecintaan murni abadi pada indahnya jalinan kata-kata yang menarik dan merayu rayu alam bawah sadarku.
            Beberapa minggu ini banyak peristiwa yang merubah cara pandangku, kisruh kecil dengan hati, pelik hati dengan logika hingga kesalahan ucapan yang terlontar tanpa sengaja mengalir begitu saja tak bermaksud apapun disana namun akhirnya pelik. Satu kisah yang buatku menarik kesimpulan omong kosong jika telah sejalan tak ada masalah justru masalah hadir jika keberadaanmu seperti menyatu separuh dalam perdebatan definisi hidup setengahnya adalah dirimu seperti. cerita persahabatan Danny, dkk berandalan Monterey in John Steinbeck's  novel Tortilla Flat, terkadang logika tak memiliki values, karena hidup makian, picik, kegelisahan, namun juga kerinduan, jadilah pelik. Mungkin sejenak rehat dari hari-harinya karena rentang waktu itu akan terisi oleh naluriah manusiawi mengintropeksi apa yang salah. Bersabarlah karena hati tidak mesti dipaksa untuk menyayangi, hati hanya butuh space, berhenti sejenak setelahnya ada pelukan hangat ibu pada anaknya, pelukan kasih kerinduan termegah kekasih pada separuh jiwanya dan hangatnya sapa sahabat menyemangati hari dan senyum bangga seorang kawan sejati hingga berucap dia sahabatku yang terhebat.
            Tipikal hidup memang adalah pelik, kusut, memaki, menangis dan begitu banyak polah tingkah manusia yang tak ada ujung akhirnya. Jika masalah begitu banyak semua berakhir pada status yang terupdate facebook, twitter, via bbm dan masih banyak lagi media jaringan sosial yang lainnya, tertumbuklah pada ide akhir biar pergi sejauh-jauhnya, bebas sebebas bebasnya pada akhirnya berhenti dititik jenuh merenung, mengais, menjalinkan dan merumuskan sendiri sederhana saja tiap proses permasalahan seperti tugas perkuliahan yang mencari bentuk penyelesaian masalah. Kita tak bisa memandang tiap penampilan yang menarik adalah terhipnotisnya alam pikiran tapi jauh mengatasnamakan segala ketertarikan fisik. Satu yang abadi adalah karakter, ia tak memandang seberapa menariknya dirimu tapi yang terpenting seberapa bisa kecerdasan berfikrmu menjadi aura yang menarik narik lembut tiap jiwa untuk bersenda gurau dengan konsep pemikiranmu.
            Makassar banyak bercerita denganku, ia bisa menjadi ibu yang mengajarkan saya nilai hidup, ia bisa menjadi preman yang mengajarkan aku untuk berani vokal, ia bisa menjadi sosok yang ku idolakan karena tiap tempat saat kulewati lagu Ariel Noah begitu bersahabat disini mengalun lembut terkedang meradang hati dan ia bisa menjadi kekesalanku saat melintasi jalanan ketika macet hingga lorongku macet pula oleh sekelompok sapi yang melewati jalan PK 7, mereka seperti long marching dengan gagahnya menyapa yang lainnya untuk berhentilah sejenak untuk melihat kami. Saat itu semua terjadi, pelik bercampur lucu mengocok ngocok perutku. Karena jujur saya dan kawanku pernah terjebak diantara sapi-sapi itu dan dengan lantangnya kuberteriak toloooong seakan mereka mengerti bahasaku, yang terjadi sebaliknya sapi-sapi itu memandangku mungkin jika bisa membaca pikiran mereka, pasti mereka akan berkata tak ada hak asasi manusia disini jika mau lewat silahkan siapa cepat dia selamat.
            Cukup sedikit terpuaskan kerinduanku untuk menulis hari ini, tak perduli menarik atau tidak tulisan ini yang kulakukan saya hanya mau menulis menajamkan fikiranku, bermeditasi dengan diri sendiri, dan membujuk rayu egoku untuk tidak merindukan senda guraumu yang dulu, yang kutahu hati itu akan kosong ketika keterbiasaanku tanpa hadirmu membatu, janganlah buat aku terbiasa tanpa hadirmu karena jika yang lain lebih perduli mungkin dirimu akan terlupa.
            Sedikit goresan tak bermakna saat bosan, bermain-main dengan imajinasi dan menuangkannya, jika membacanya mungkin sama dengan kisahmu itu hanya kebetulan indah.., kebetulan indah yang indah ketika kisah kita sama, kebetulan yang indah ketika hati tak mengenal batas dan ruang itulah rindu.
Makassar….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar