Kamis, 07 Maret 2013

KESALAHAN ITU INDAH

    
Miss you, dad   



BY. NANI CAHYANI
Saat kecil saya berfikir untuk menjadi dewasa karena dewasa berarti bebas menentukan hidup, bisa menghasilkan uang dan yang jelas ukuran tinggi bertambah hehehe. Mengingat hal-hal saat masih kecil dan yang paling membekas di benakku, ketika ayahku mengajak ku kesungai. Dikota Baubau ada sebuah Kali yang membelah kota Baubau menjadi 2 wilayah. Kali itu disebut kali Ambon. Entah alasan apa kali itu disebut dengan Kali Ambon, yang jelas kali itu sangat indah dengan airnya yang masih jernih. Ayahku biasanya mengajakku kesana hanya untuk bermain-main dengan air, kami membawa bekal wajib yaaa ikan bakar. Mengasyikkan saat itu karena kebersamaan bersama ayah terekam dalam benakku hingga saat ini. Tempat yang tak kalah menariknya juga biasanya ayah membawaku ke Bandara Betoambari. Bandara di daerahku tak seramai bandara dikota kota besar di Indonesia, apalagi saat saya masih kanak kanak bandara Betoambari sangat sunyi. Penjagaan tidak terlalu ketat dibandingkan dengan sekarang arus transportasi udara di Baubau telah sangat lancar.
Sepintas itu masa kecilku yang menyenangkan berlari bebas saat hujan deras dan berkumpul bersama teman-teman sebayaku di kumpulan air hujan. Hmmm yang kalau ku ingat sekarang bergidik juga karena airnya berwarna coklat alias kotor dan bau. Asyik bermain tak mengidahkan waktu saat pulang kerumah maka bertemulah dengan wajah ibuku yang cemberut oleh ulahku, namun walau sedikit kesal ibu biasanya tetap tersenyum dan menyuruhku membersihkan diri mandi, istilahku kalau mandi karena terburu-buru mandi bebek hehehe. Menggambarkan sosok ibuku sangat luar biasa di mataku beliau orang yang sangat disiplin pada anak-anaknya, jika kami berbuat salah maka kami dihukum. Ibuku tidak pernah membela anak-anaknya kalau salah. Dimata ibu yang sangat beliau tekankan pada kami untuk selalu jujur bagaimanapun beratnya kata jujur di implemantasikan. Penyatuan ayahku yang seorang paramedis sederhana dan ibuku yang berprofesi sebagai guru SD sangat membentuk karakter kami anak-anaknya.
Ayahku, sangat mempercayai pendidikan adalah satu-satunya cara merubah pola sikap dan masa depan. Menurut ayah dengan menempuh pendidikan berarti kami akan siap menghadapi tantangan masa depan yang tidak mudah. Saya masih ingat ketika ibu menyuruhku berhenti menyiar di salah satu radio dikendari, ayah yang berfikir kedepan mendukungku untuk terus mempertahankan pekerjaan sampinganku sambil kuliah dan menyiar, menurut ayah; radio menjadi sarana gratis buatku mempromosikan diri. Saya tidak menyalahkan ketakutan ibuku karena menurut ibu, fokus dengan mengurusi kuliah sudah cukup buatku. agar kuliah kelar cepat. Ayah dan ibuku mereka yang terhebat selalu buatku.
Ayah yang berprofesi sebagai paramedis ingin anak-anaknya mengikuti karirnya diantara kami 3 mengikuti karir ayah bekerja di kesehatan dan 2 mengikuti ibu mengajar. Sungguh mengasyikkan mengingat masa-masa kecilku, hingga saat berbuat salah pun ibu tetap bijak dan menegur khilafku dengan kasih sayangnya yang tulus. Ayah yang selalu siap memberi hadiah hadiah jika nilai rapor kami tak ada angka merah. Di rumahku, saat masih kecil ayah selalu mengajak kami berdiskusi apa saja akan dibahas oleh ayahku. Jujur kadang-kadang saya tidak paham apa yang ayah katakan saat kami diskusi tapi hal yang membekas dalam ingatanku sesekali ayahku berkata jangan takut salah berani saja dulu, merdekakan ekspresimu. Ayah bisa berlagak seperti ilmuwan bahkan sangat handal berperan sebagai sastrawan. Ayahku punya kumpulan puisi yang ditulisnya sendirinya. Dalam diri ayah mengalir bakat sastrawan hanya mungkin ayah tidak berfikir akan ketenaran hanya sebagai hobi diwaktu senggang. Ayah menurutku sangatlah piawai bermain dengan kata-kata sederhana namun bermakna.
Saya bahagia memliki kisah-kisah indah, kenangan bersama ayah adalah indah. jangan selalu menuntut seseorang menjadi sempurna hingga kau merasa hebat memilikinya. Jika telah sayang itu adalah hati dan jangan takut untuk menjadi salah, karena kesalahan adalah sesuatu yang indah banyak hal yang dapat kita pelajari dari berbuat salah. Salah menjadikan kita berusaha membangkitkan sisi manusia dalam diri kita dan belajar untuk menjadi benar. Walau dalam reality sangatlah sulit di lakukan tapi tak mengapa paling tidak kita berproses untuk menjadi baik. Karena dalam diri tiap manusia ada wujud Tuhan jika berbuat kebaikan berarti kita menghadirkan Tuhan dalam diri kita.
Goresan ku ketika tak mengerjakan apapun, dan benak ingin bercerita dengan tulisan-tulisan yang mengelilingiku. Tulisan ini teruntuk untukmu ayah, Sang Khalik yang telah memelukmu dalam kelopak mata dan batin-NYA. I love you, ayahJ.
Langit Makassar, 4 Maret 2013

           

             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar