Senin, 03 Desember 2012

SAAT TAK BISA TERLELAP

SLEEP WITH BOOKS
DECISION


DREAM COMES TRUE
--











By. Nani Cahyani
Saya telah mempersiapkan diri hendak membaca buku malam ini, mencoba menuntaskan satu chapter dalam buku English Phonology, tapi sedikit berbenturan dengan mengerjakan tugas academic writing yang mesti selesai sebelum hari kamis, “Deadline!.” Tapi mencoba menghadirkan keinginan bergelut dengan huruf-huruf terasa sangat sulit entah mengapa fikiran jauh mengembara begitu saja. Membayangkan hari esok yang seperti apa?. Apa semua akan sama?. Apa tiap detik hanya berlalu begitu saja tanpa ada jejak yang tersisa. 


Dua tahun waktu yang ku punya mengenyam pendidikan S2, semoga bisa berjalan sesuai planning. Selama waktu menempuh pendidikan pastilah ria mnyertai canda dan tawa yang sesekali hadir untuk menghibur kebosanan, saya dan semuanya hanya butuh membangkitkan sisi positif dalam diri. Yang pastinya tak mudah karena menurut Sigmund Freud kecendrungan sisi negative dari human being terkadang hadir dominant. Kisah mythology yunani; Oedipus Complex dan Elektra complex. Teori tentang Id, ego dan superego mempengaruhi human being dalam melakukan tindakan.
Jujur malam ini teori Sigmund Freud dominant dalam diriku, malas menyentuh buku. Sisi dark sideku mulai dominant. Saya tidak ingin membuat segala energi positifku luluh lantah olehku sendiri. Pertentangan dibenakku tak mau berdamai. Mencoba mengalahkan diri sendiri mungkin menulis hal tentang fikiranku lebih mengasyikkan malam ini. Kuraih laptop disampingku dan membiarkan jari-jariku menari di atas tuts-tuts laptop. Khayalku tentang pagi, siang, sore yang berlalu dengan semua keindahannya hari ini.mendengarkan cicit sahabatku di pasca, lelucon sahabat yang menulis status tentang snake terinspirasi tuturan blak-blakan seorang kawan, sahabat yang menunjukkan cara menggunakkan tekhnologi dengan bijak, seorang ibu dan sahabat yang sangat mahir bermain dengan bahasa yang frontal tapi tujuannya hanya untuk mengocok perut, sahabat yang saat makan siang direstaurant teringat pada suami dan anknya.. ah. Mereka semua satu chapter kisahku di kota Sultan Hasanuddin yang heroik, yang dalam kamusku this city never sleeps.
Pembelajaran hidup menjadi sangat berharga, ketika berada dalam ruang dimana orang-orang sekitar terlihat idealis. Saya memahami belajar yang utama adalah proses pendewasaan yang terus menerus, jika tidak ada perubahan sikap berarti nilai belajar belum berikatan sejiwa. Hmmm, berburu dengan personal deadline menjadi hal yang biasa, tidak tahu seperti apa detik waktu dan jam yang terasa sangat singkat saat menyibukkan diri. Saya mungkin berutung karena tidak ada proses yang dengan mudah teraih tanpa keseriusan. Walau saya muak dengan namanya disiplin karena telah melumat kebebasanku menikmati girangku pada dunia, tapi itulah disiplin membunuh karakter jelek dan menghidupkan sisi terhebat diri pembuktian diri dan akhirnya merayakan kemenangan bersama megahnya alam pemikiran.
Malam ini detik waktu membuatku takut akan kehilangan kebersamaan bersama mereka yang hebat ketika gelar teraih. Tapi itulah hidup mengutip ucapan seseorang sahabat“,when you get something you lost something”. Membayangkan pertemuanku dengan pasangan hatiku jika kembali kelak ke kota tempat diriku bermula.
Ah… tidak terbayangkan sedikitpun betapa banyak karakter-karakter yang hadir dalam rentang waktu perjalanan diri menuju akhir yang sebenarnya Siapapun yang hadir menjadi tamu jiwa mereka orang-orang yang istimewa karena Tuhan mempertemukan kita dengan karakter-karakter yang sangat berbeda untuk membuat kita kaya akan jiwa-jiwa indah. Kurindu denagn jiwaku yang bebas, kurindu dengan jiwaku yang bebal, kurindu dengan jiwaku… merekalah yang membuatku sperti sekarang. Kutipan anonymous ini mengakhiri malamku in a deeply thought “Every struggle in your life has shaped you into the person you are today. Be thankful for the hard time; they can only make you stronger.”

Langit Makassar, 4 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar