Selasa, 03 Januari 2012

2012, TAHUN BALIHO ?



BY. NANI CAHYANI

Masih hangat dalam ingatan kita, gempita menyambut tahun baru 2012, semua belahan dunia merayakan dengan caranya masing-masing. Setiap perayaan penyambutan tadi memiliki kesamaan. Semua bersepakat memeriahkannya dengan “fireworks” (kembang api). Percik api memanjakan mata dengan pesona keindahannya.

Optimisme, kebahagiaan, pengharapan relatif terwakili oleh kembang api. Namun pastilah anda punya pendapat lain tentang simbolik ini dan wajar-wajar saja. Jika boleh menarik benang merah, kembang api adalah “the new look of elegancy” karena identik dengan kemegahan tiada tara. Pendapat ini berdasar pada tersedotnya penanda nilai tukar secara besar-besaran, hanya untuk perayaan tahun baru. Perayaan malam tahun baru umumnya di pusatkan pada tempat-tempat yang menjadi landmark daerah tersebut. Semisal Kota Baubau, bertempat di pantai Kamali dengan landmark patung naga (Lawero). Mari melompat ke benua sebelah, Australia. Di sana, perayaan tahun baru dirayakan dengan spektakuler. Jembatan Sydney Harbour penuh dengan fireworks. Menurut seorang sahabat yang asli Australia, perayaan tahun baru selain menghabiskan biaya fantastik juga berisi sesuatu yang senantiasa dirindukan oleh warga Australia.

Euforia perayaan tahun baru 2012 yang sarat kemegahan adalah hal yang wajar, toh tiap perayaan adalah ekspresi kebahagiaan dalam versinya masing-masing. Namun kondisinya menjadi terbalik, jikalau memaksakan expenditure (pengeluaran) yang berlebihan. Padahal dana besar tersebut akan punya efek positif bila digelontorkan bagi perbaikan ekonomi kaum tak berpunya. Lihatlah sudut-sudut kota di tanah air, terlalu gampang menemukan orang yang kurang beruntung, dimiskinkan secara sistemik oleh mekanisme sosial yang timpang dan jauh dari rasa keadilan sebenarnya. Atau barangkali wajar dalam perkembangan kota di Negara manapun pasti terdapat ‘homeless’ (tuna wisma) dan ‘Jobless’ (pengangguran)?

Fenomena perayaan tahun baru menarik untuk diperbincangkan. Berbarengan dengan momentum pergantian tahun, ada yang tak kalah menarik kini, yakni pesta demokrasi daerah atau yang lebih populer dengan pilkada. Perkara politik tentulah menyisakan kerutan di dahi. Entah karena peliknya atau karena pentas Pilkada telah menghadirkan wajah-wajah baru. Sejumlah wajah tidaklah asing, sering mencuri perhatian media. Visi misi cemerlang di setiap kehadiran dengan promosi yang gencar. Tentu, tujuan utama menarik simpati dan akumulasi cinta masyarakat sebanyak mungkin pada sosok yang di tampilkan. Tujuan akhirnya adalah menyedot empati dan simpati para pemilih. Secara etimologis, empati berarti kemampuan untuk menyadari, memahami, menghargai perasaan dan pikiran orang lain. Sedangkan simpati adalah mengutarakan secara lisan tanggapan dan perasaan mengenai keadaan yang dialami oleh orang lain. Persenyawaan antara empati dan simpati akan melahirkan jiwa yang mencintai.

Kesimpulan akhir, Kecenderungan kedua-duanya adalah interaksi sosial yang hangat menuju kecintaan namun semua proses ini terletak pada kemampuan memahami; memahami perbedaan dan memahami persamaan, apapun itu. Sehingga segala daya dan upaya yang di lakukan untuk menarik simpati sebanyak mungkin masyarakat adalah manusiawi. Sebab pada dasarnya Politik jika di uraikan every single words bermakna “poly” berarti banyak, “tik” berarti (sebagai) taktik. Jadi politik adalah banyak taktik untuk mencapai tujuan. Setidaknya itu salah satu tafsir kecil-kecilan atas begitu bertumpuknya defenisi dan makna Politik.

Para kandidat dalam Pilkada atau Balon (bakal calon), menggunakan banyak cara untuk meraih tujuan. Misalnya pemakaian baliho sebagai sarana komunikasi politik. Sebelumnya mari kita urai arti kata baliho berdasarkan (hackerandeduction blogspot); baliho ialah media berpromosi baru yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital printing dan merupakan media yang digunakan di luar ruangan. Biasanya baliho dipasang di pinggir-pinggir jalan untuk dilihat atau dibaca orang yang lewat.
Baliho dipandang cukup ampuh sebagai jalan mempromosikan diri, paling tidak semacam perkenalan awal pada publik.

Saat saya berkendara dan anda berkendara pastinya akan dengan mudah menemukan baliho. Jika anda melihatnya dengan sudut pandang berbeda pasti komentar yang keluar bervariasi. Contoh mungkin wajah kandidat yang di tampilkan good looking (menarik) atau mungkin ada yang menggerutu kenapa bukan wajahnya yang dipampang. Cukup menggelitik juga sih tanggapan yang beraneka ragam pada dasarnya menunjukkan kebhinekaan kita. Andai boleh berpendapat saya punya pertanyaan sendiri, yang terkadang bergelayut di benakku saat lagi berkendara.
Mengapa memakai baliho apa kurang pede?. Mengapa tidak memakai cara yang lain daripada yang lain namun unik dan sedikit “bermanfaat”? Contohnya mungkin membuat bros yang bergambar calon kandidat jadi saat di pakai kita terlihat lebih menarik dan secara tidak langsung kita mempromosikan para kandidat tersebut. Mungkin sedikit kontras dari tanggapan lainnya. Tapi toh ini cuma opini saja, saat ada tanggapan berarti kita telah berhasil meraih simpati.

Terlepas dari semua di atas satu pertanyaan besar terlintas dalam benak luas cakrawala pemikiranku. Tahun 2012, masa yang mutlak akan kita hadapi. Tahun 2012, perhentian sejenak penat masa lalu. Tahun 2012, asa meraih cita. Tahun 2012, pencerahan hati dan kebijakan untuk terus bijak dan berpegang pada titik pusat nurani. Yaaa, pada akhirnya pandanglah segala hal dengan hati, karena jika tak dapat menjadi jalan besar buat orang lain berjalan.., jadilah jalan kecil namun dapat dilalui semua orang, dan bermakna kebaikan untuk yang lain. Hasil akhirnya bukanlah menang atau kalah, namun hasil akhirnya adalah bagaimana berdamai dengan diri sendiri, dan memenangkan hati setiap orang. Mmmm entahlah.. bagiku tahun 2012 adalah tahun baliho……..????

Atau, boleh jadi baliho adalah ‘fireworks’ (kembang api) dalam tubuh yang berbeda namun substansinya serupa, yakni percikan terang sesaat yang menerangi jalan bagi semua, atau percik terang demi kemegahan semu belaka? Mohon bantuan anda untuk menjawabnya…..

Mengawali 2012 dari BauBau, kota tercinta. Bahagia forever
Baubau 3 Jan 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar