Sabtu, 24 Desember 2011

SEDIKIT BERKISAH TENTANG MASA LALU




BY. NANI CAHYANI
Tulisan ini kuhadirkan di pagi hari, saat aktifitasku sebagian telah kelar. Menulis menuangkan ide-ide, harapan-harapan dan mimpi-mimpi yang indah tentang masa depan. Berkisah tentang perjalanan keseharianku, sangatlah menyenangkan karena rasanya saat menulis, tentunya saya tidak merasa sendiri. Musik melankolis, romantis dan terkadang klasik menemaniku melambungkan imajinasi, dan bereinkarnasi menjadi kisah. Semua jalinan kisah pastinya selalu terlihat indah, jika bisa mengeruk-ngeruk perasaan. Jujur saya akui, Setiap karakter yang kutemui, mereka menambah keunikan ceritaku. Konsekuensi positifnya adalah khasanah perbendaharaan pengetahuan dan wawasanku “develop well”. Sungguh perasaan cinta pada makna hidup dan pengetahuan tak akan tergantikan oleh apapun.
Inspirasi tulisan ini bermula, saat saya berkunjung ke Radio Lawero 100,2 FM di kota Baubau. Kedatangan sayapun, tidaklah saya rencanakan sekedar menemani sahabat yang mengambil file photos disana. Awalnya, saya menolak ajakannya untuk pergi, karena jujur saya adalah tipikal pribadi yang pemalu jika beradaptasi lagi di tempat baru, namun memang sahabatku yang satu ini tidak pernah mau menyerah untuk meminta agar keinginannya saya ikuti.., yaaa walaupun mencoba membangun benteng penolakanku tetap juga roboh, karena usahanya yang keras membujukku. Bakatnya dalam membujuk sudah tak di ragukan lagi, namun bagiku. Dia adalah pelangi indah yang selalu disana mendengarkan kelu kesahku, mencari solusi yang menyegarkanku. Hingga saya berkesimpulan kedewasaan bukanlah hitungan angka-angka, tapi kedewasaan adalah mutlak milik mereka yang terus belajar dan tak pernah merasa puas.., yaaa seperti sosok sahabatku.
Radio Lawero adalah bagian dari masa laluku, dulunya sebelum aktif berkecimpung dengan dunia akademik. Hidupku berkutat dengan dunia broadcasting, radio dan menjadi host beberapa acara “talk show on Lawero radio”. Saat itu saya masih ingat betul bagaimana bincang-bincangku dengan manager Radio lawero yang saya dan teman-teman crew radio memanggilnya “Ayah”. Nama ini sangatlah tepat untuk sosok seorang Ayah, karena kedekatan hati dengan semua crew radio adalah prinsip seorang “Ayah”. Saya salut dengan “Ayah’ karena kejeliannya melihat semua potensi dan mengasahnya menjadi berlian yang terang benderang. Yaaa, karena dengan intensitas pencerahan-pencerahan yang tiada henti oleh Ayah, bakat-bakat muda yang penuh dengan potensi dan kecerdasan bermunculan.
Semalam saya pastinya akan rugi jika menolak ajakan sahabat untuk mengambil file Photos di studio Radio Lawero, karena moment moment keakraban, kelucuan bermula disana. Hingga putaran waktu terlewati, dengan candaan-candaan ringan, kocak dan intelek. Karena sesungguhnya ilmu pengtahuan terlahir dalam konteks-konteks casual dan bincang-bincang sederhana. Menyatukan hati dengan mereka, moment itu sangatlah kurindukan. Menimpali cerita-cerita kocak, kelucuan-kelucuan “ayah” saat mengambil gambarnya sendiri dan di ulang berkali-kali, pecah tawa kami saat itu. Tapi hal itu justru menambah rasa respect saya pada sosok “Ayah”, sederhana dan bijak itulah “ayah buatku”. Ia lebih banyak bercanda, berdiskusi tentang hidup, mengajak crew ke pantai dan menikmati alam. Saya tahu betul, ayah sangat menyukai hijau, birunya lautan dan sepoi-sepoinya angin yang berhembus di ketinggian. Itulah cara Ayah.., menjernihkan hati dan mencari pemaknaan diri. Ah.. betapa bijaknya seorang Ayah…. Sebijak namanya Ayah.
Radio Lawero bagian dari cerita masa laluku yang indah.., karena dari sanalah karakter untuk maju dan melihat media sebagai tempat, untuk mempromosikan potensi diri dan mengembangkannya dengan maksimal. Dari sanalah gerbangku menuju dunia kampus terbuka, peluang-peluang potensi diri terekspos disana. Hingga di saat ini ada satu mimpi yang teramat sangat ku inginkan. Melihat mereka, seperti melihat diriku di masa lalu. Penuh dengan asa-asa, impian-impian, ide-ide dan kegilaan-kegilaan yang identik dengan hal positif (hunting western people hehehe).
Di saat ini saya masih seperti mereka, namun dalam ruang lingkup yang berbeda. Mengexplore kemampuan dan mencintai pengetahuan. Ada bagian pieces dari impianku yang belum terwujud, tapi ku yakin semua adalah permainan waktu saja yang akan mewujudkannya. Saya dan anda semuanya tanpa sadar telah menggambarkan masa depan dengan apa yang kita lakukan dari sekarang. Tinggal bagaimana kita menorehkannya, dengan pilihan tinta dan kertas yang berbeda. Mengatasnamakan apapun hidup tidak lepas dari tiga hal yakni: masa lalu, masa kini dan masa depan. Yaa bijak lah untuk mengakui kita tak dapat mengubah masa lalu yang dapat kita lakukan hanya merubah cara pandang kita terhadap masa lalu… saya coba menulisnya dalam bahasa Inggris “you can’t change the past but you can change the way you view it”. Selalu lah belajar.., belajar dan belajar…, hingga kita semua berproses dan mendewasakan pemikiran.
Goresanku ketika sedang berada dikamar dan memandangi foto-foto yang membuka kembali kisah lamaku. For Ayah and all the crew of Lawero Radio.., Thank u so much.. untuk inspirasi tulisan ini. I love you all..,
Baubau, 24 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar