Sabtu, 07 Mei 2011

CELINGAK CELINGUK

BY. NANI CAHYANI

Hari itu tepatnya hari pengumuman CPNSD di kotaku tercinta. Begitu banyak harapan tersirat dari semua para sarjana yang mencoba peruntungan untuk menjadi PNS. Semua orang berlomba lomba ingin menjadi PNS dengan harapan merubah nasib menjadi lebih baik, yaaaa harapan ini tidaklah kosong belaka karena mungkin dewi peruntungan itu akan jatuh seperti ketiban bulan.
Grass roots (Masyarakat awam) menganggap menjadi PNS adalah pekerjaan yang prestisius, ada gurauan yang lucu biasanya si A atau si B kalau sudah memakai baju dinas ada rasa lain yang sreg, ke akuan!. Hal natural yang ada pada setiap manusia ego, id dan superego menurut ahli psikologi contoh Abraham Maslow dalam teorinya tentang “Self Actualization” yang membagi tingkatan kebutuhan manusia dalam bentuk pyramid. Semua bagian ini dalam diri manusia akan selalu tumbuh tapi jika pertumbuhannya seiring dan dinamis pasti hasilnya akan lebih bagus lagi.
Kembali pada topik celingak celinguk, mungkin anda dan semua yang membacanya akan heran apa sih maksud kata celingak celinguk ini ibaratnya setrikaan? Perumpaman celingak celinguk dalam kamus penulis, sebenarnya adalah perasaan gelisah mendalam dan terkesan lucu ketika dilakukan karena seseorang itu bimbang dan bingung dengan apa yang akan sangat diharapkan, dan hasil akhirnya adalah adanya aktifitas bolak balik seperti setrika.
Sejak lahir saya di besarkan oleh orang tua yang kedua duanya adalah PNS betapa bahagianya dan beruntungnya saya pada saat itu karena orang tua saya cukup memenuhi kebutuhan saya. Setidaknya sekarang orang tua saya lebih beruntung mereka dapat dengan mudah menjadi PNS karena pada saat itu manusia belum banyak seperti sekarang, bayangkan jumlah kuota dalam satu jurusan terkadang Cuma enam atau paling banyak sepuluh tapi itu sudah jarang sekali sementara peminat pada jurusan tersebut jumlahnya sekitar ratusan dan akhirnya ada ratusan jumlah yang tidak terekrut menjadi PNS. Apakah pendidikan kita yang salah atau karena populasi penduduk yang semakin padat atau sistem kita yang salah dalam perekrutan PNS atau kita yang salah tidak memberikan masyarakat pencerahan pekerjaan apapun itu namanya selagi bisa memberikan finansial dan kedamaian wajar wajar saja untuk terus menekuninya selagi kita terus fokus dan konsisten.
Saat ketika pengumuman PNS hari itu cukup menarik karena konon ada sebagian orang yang membual bahwa sejak malam telah mendapat telpon bahwa mereka sudah lulus bingung juga kenapa mereka tahu apa mereka memanfaatkan jasa paranormal atau apalah tapi terlepas dari itu semua betapa hebat hebatnya mereka yang berjuang untuk menjadi PNS bahkan menggunakan jalan apa saja karena zaman ini edan segala hal bisa dengan mudah diperoleh.
Saya selalu teringat dengan almarhum ayah saya yang selalu bergumam bahwa jika terjadi otonomi derah maka akan terbentuklah raja raja kecil disetiap daerah tersebut saya yang saat itu tidak paham dengan istilah ayah berfikir mungkin maksud ayah raja kecil contohnya ken arok dan raja raja daerah yang biasanya kita dapat dalam pelajaran sejarah. Sekarang seiring waktu saya sangat paham maksud ayahku. Saya cukup salut dengan ayahku sekalipun dia bukan pengamat politik atau yang lainnya tapi prediksi ayah terbukti seperti sekarang bahwa desentralisasi daerah telah terlaksana seiring dengan desakan reformasi kaum muda, intelektual bangsa dan segenap anak bangsa di semua penjuru nusantara. Ayahku, mungkin satu dari sekian reformis namun ayah terlahir dari diskusi diskusi pinggiran lucu dan menggelitik benak ku terkadang pendapatnya melewati dimensi waktu.
Namun pada akhirnya kita harus bersepakat bahwa pengalaman hidup akan menjadikan orang menjadi prof atau guru besar tanpa penelitian ilmiah tapi penelitian ilmiah yang menggunakan faktor x, rasa dan perasaan yang berkutat dengan rumus rumus empiris toh tak akan sanggup menjabarkannya betapa prediksi mereka yang telah penuh dengan pengalaman hidup akan selalu terbukti. Pada akhirnya jika semua dijalankan dengan bijak alangkah indahnya harmoni yang tercipta, mungkin anda, saya dan kita semua ada dalam proses pembelajaran yang terus dan berkelanjutan.
Hari itu senyum yang terpancar diwajah tetanggaku, ibunya, ayahnya, dan ribuan orang diluar sana dalam kecemasan masih adakah harapan bahwa nama-nama anak-anak atau orang-orang yang mereka sayangi akan masuk daftar mereka yang lulus dan diumumkan dikertas koran yang elegant karena menggunakkan printed mass media, bayangkan kalau lulus PNS dengan secara gratis kita akan menjadi “Public Figure” setiap orang akan membicarakan kita betapa beruntungya kita menjadi PNS. Harapan harapan akan selalu ada setiap kali mengikuti tes PNS dan kemudian harapan itu akan menuai dengan kebahagiaan yang memuncak yang akan terpancar dari senyuman mereka mereka yang di nyatakan lulus.
Suatu ketika saya bercerita dengan teman yang kesehariannya bekerja di tempat penjualan laptop dan barang elektronik lainnya seperti printer betapa bangganya dia berkata bahwa dia bangga dan bahagia bahwa usahanya untuk memakmurkan keluarganya dengan bekerja tekun dan really skillfull (terampil) membuatnya mendapatkan penghasilan yang cukup banyak, bahkan dia berkata dengan senyuman nya saat itu bahwa dia telah membelikan ibunya TV, kendaraan bermotor buat adiknya dan sering membelikan pulsa buat adik adiknya mendengarkan ceritanya hati kecil saya berkata betapa indah sesuatu hal yang didapat dengan bersusah payah dan dengan keringat sendiri ketimbang hal yang didapat dengan mudahnya tanpa ada pengorbanan karena faktor keberuntungan atau karena fasilitas yang diberikan oleh orang tua.
Teman saya yang bekerja ditempat penjualan laptop adalah satu dari contoh orang orang yang hebat dan saya salut dengan perjuangannya karena masih menurut dia, beberapa nama yang lulus PNS dan sekali tes lulus akan berbeda dengan yang tes berkali-kali tapi lulusnya nanti di tes kesekian kalinya mereka akan lebih menghargai arti hidup. Satu pelajaran penting bahwa birokrasi pengangkatan PNS mestinya tetap mengikuti jalur yang sesungguhnya procedurenya mesti jelas dan berimbang hingga ada perimbangan rasa keadilan. Sebisa mungkin hanya untuk menarik minat mahasiswa di setiap perguruan tinggi pemerintah daerah menjanjikan disetiap perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk mengangkat satu mahasiswa yang mendapatkan predikat lulusan terbaik untuk dapat menjadi PNS sehingga harapan mahasiswa mahasiswa yang berkutat dengan buku buku bukanlah impian kosong yang tidak sia-sia jangan biarkan mereka yang punya potensi menjadi celingak celinguk padahal kemampuan mereka secara akademik tidak diragukan lagi. Berikan anak bangsa ini keadilan yang sesungguhnya, karena otonomi daerah adalah bermakna kemakmuran bersama semua pihak dan hak mutlak daerah untuk mengatur daerahnya walau tetap dalam pengawasan pusat. Jangan biarkan mereka yang berpotensi menjadi brain drain (orang orang cerdas yang ketempat lain karena tidak terpakai didaerahnya/negaranya dan ditempat lain mereka lebih dihargai karena skillnya dan terpakai). Apalah arti penampilan fisik yang cantik dan memukau jika kita tidak dapat membangun sumber daya manusia yang berkualitas, moga harapan kita semua akan rasa keadilan terpuaskan, apapun namanya atas namakan semua demi memanusiakan kemanusiaan, semoga ada fajar masa depan yang lebih cerah membawa pencerahan disetiap hati kita dan arif melihat, untuk selalu tersenyum pada salah dan kesalahan dan belajar memperbaikinya





Tidak ada komentar:

Posting Komentar