aku memulai mimpiku disini, mencintai imajinasiku, memainkan semua hasratku menulis seakan-aku hanya aku dan tulisan-tulisan. Merasakan pengetahuan menjalari fikiranku lantas diam dialtar takjub pada benakku dan kata-kata indah yang terus berkelindan.. merawat masa dengan karya
Rabu, 03 Juni 2009
Ambalat
Tindakan Kapal Diraja Malaysia menerobos masuk wilayah Ambalat menjadi poin krusial yang akan menguji seberapa teguh kemampuan kita menjaga setiap senti wilayah. Apakah provokasi Malaysia sekedar ingin menunjukkan bahwa mereka juga berhak atas Ambalat berdasar pada peta yang dibuat secara sepihak di tahun 1979 yang ditolak Indonesia, atau telah masuk pada skenario, Malaysia ingin menjadi kekuatan penentu di kawasan Asia Tenggara, atau provokasi ini memang diproyeksi akan menjelma sebagai stimulus bagi terbitnya konflik bersenjata antara kedua bangsa serumpun yang ujung-ujungnya akan menguntungkan barat sebagai produsen senjata/ alat perang. Setiap asumsi tadi punya argumentasi rasional mengingat kedudukan Indonesia dan Malaysia di jalur strategis pelayaran internasional yang cukup menggiurkan kekuatan luar.
Setelah sukses mencaplok Sipadan Ligitan, Malaysia kian percaya diri untuk memperluas wilayah, dengan bermodal kekuatan alat perang yang diprediksi lebih modern ketimbang Indonesia, Malaysia terus melakukan tindakan yang memicu ketegangan, masih kuat di ingatan, tindakan Kapal Perang Malaysia mengusir nelayan kita yang melaut di Ambalat, menjadi semacam awal yang buruk bagi masa depan hubungan bilateral kita.
Beberapa kasus seperti masalah perlakuan buruk terhadap TKI, illegal loging, pencurian ikan dan boleh jadi “kasus Manohara” patut diduga menjadi variabel yang kian memekatkan sentimen negatif publik Indonesia terhadap Malaysia. Bukan tidak mungkin jika para pemimpin kedua negara tidak cerdas menengahi masalah ini dengan bijak lewat diplomasi canggih dan bermartabat maka konflik bersenjata akan meletus.
Bagi Indonesia, sudah saatnya membangun kekuatan Angkatan Laut yang tangguh, modern dan efektif. Selain Bung Karno, kita tak menemukan satupun pemimpin Bangsa yang sungguh-sungguh ingin membangun Kekuatan Pertahanan Laut, tradisi kita sebagai bangsa maritim dijadikan hanya sebatas bumbu pidato di setiap kampanye politik.
Terakhir, dengan cara apapun, Ambalat adalah milik kita, pertahankan.
Jalesveva Jayamahe, Justru Di Laut Kita Jaya. MERDEKA.....!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar