By. Nani Cahyani
My youngest sister, Anna and Mom |
Ibu dengan singkat kuceritakan kisahmu yang sebenarnya tak
ingin kuceritakan ke orang lain betapa ibu adalah wanita terhebat bagi kami
semua anak anakmu. Membesarkan lima orang anak dengan kesabaran, kasih sayang,
dan ketegasan dalam mendidik kami. Ibu adalah kesederhanaan terindah yang
mengisi relung kalbu kami yang terdalam mengajarkan kebaikan dalam bentuk gerak
tanpa tutur yang menyakitkan kalaupun jika kesal singgah dihatinya cepat ditepiskan
dengan senyum tulus bahwa cinta harus memang terhadirkan bahkan ketika hati
sedang tak suka.
Ibuku adalah guru sekolah dasar di kota Baubau, beliau sosok
pengajar yang cerdas, baik namun memiliki sisi ketegasan yang sifatnya
mendidik. Dulu pernah ketika SD saat telat bangun kesekolah ibu tidak memberi
uang untuk naik kendaraan umum tapi tetap harus kesekolah dan menanggung
sendiri kesalahan bangun tidur terlambat dengan berlari kesekolah walau secara
finansial gaji ibu pastilah cukup untuk kami tapi ibu hanya ingin menanamkan rasa
tanggung jawab menanggung kesalahan yang dibuat sendiri karena tidak disiplin
pada waktu. Saya masih ingat di tahun 90 an sekolah tempat ibu mengajar menjadi
sekolah terfavorit karena disiplin tenaga tenaga pengajarnya terbukti dengan kualitas
kulitas siswa yang berhasil menjuarai banyak perlombaan ditingkat nasional.
Disaat itu mungkin ketegasan yang ditanamkan guru guru adalah ketegasan yang
penuh cinta kasih dengan memberi contoh terlebih dahulu hingga nilai nilai
kebaikan dan pengetahuan betul betul menyatu dalam benak dengan siswa.
Me, the one who wear blue veil and my mom in the right side of me |
Ibu selalu menyuruh kami belajar, ibu percaya kehidupan
manusia hanya akan berubah dengan pengetahuan dan kecerdasan dan dengan
kecerdasan kita akan mengenal Tuhan. Disaat itu belajar adalah kegiatan yang
tak mengenakkan buat kami, mengeluh dalam hati namun tak membantah kamipun
belajar, memahami lembar demi lembar pelajaran sangat menyiksa saat itu.
Keinginan ibu tak lebih dari melihat kami anak-anaknya sukses dimasa depan.
Ibu, membesarkan kami dengan penuh kesabaran walau ayah telah
berpulang kembali pada Sang Khalik namun bagi ibu menghadiahkan cinta sejatinya
pada ayahku dengan berjanji menjadikan kami anak-naknya sukses itulah janji
romantis ibu pada ayahku dihembusan terakhir ayah.
Alhamdulillah perjuangan ibu dan doa ibu yang tiada henti
untuk kesuksesan kami berbuah disaat ini anak pertama bekerja sebagai tenaga
paramedis disalah satu puskesmas, anak kedua bekerja sebagai dokter, anak
ketiga bekerja sebagai dosen, anak keempat bekerja menjadi guru dan anak kelima
sekarang sedang menempuh pendidikan kedokteran gigi.
Segala kesuksesan yang ditoreh tak bermakna apa apa tanpa doa
ibu, segala kehebatanpun ketika telah tergenggam Bukanlah apa apa ketika hati
tak merendah pada ibu, segala emosi mesti teredam dalam peluk hangat ibu,
segala perjuangan mesti hanya satu alasan untuk senyum kebangaan ibu.
Sayangilah ibumu karena ibu cahaya dalam hati yang tak akan
pernah redup bahkan ketika cahaya yang lain redup. Tulisan ini teruntuk untuk
mamaku sayang..
Happy mom’s day, love your mom because your life begins in
mom’s love as the first step we did in life because of mom.
Langit Baubau, 22 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar