Selasa, 10 Juni 2014

IT MAKES ME CRAZY


By. Nani Cahyani
            It makes me crazy…, it makes me crazy..”   lagu seorang kawan dari jurusan sastra, Imran namanya ketika memasuki ruangan dimana saya lagi sibuk membuka beberapa web sekedar hanya membaca agar waktu tak terbuang percuma. Suara kawanku ini lumayan enak terdengar, saya mengartikan lagunya adalah kebahagiaan karena lembar pengesahan proposalnya telah ditandatangani dan jadwal ujiannya telah ditentukan. Saya pun tersenyum kecil dan menimpali kebahagiaannya “iya tawwa imran selamat ya”. Ruangan perkuliahan yang kutempati ukurannya tak terlalu luas namun susunannya rapi seperti meja bundar, khayalan saya bentuk meja diruangan itu menyerupai meja bundar konferensi Asia Afrika yang dulu semasa SD disuguhi dibuku buku sejarah. Dibuat melingkar dengan maksud mengefisiensikan pemakaian ruangan dan proses interaksi antara dosen dan mahasiswa lebih terkesan relax dan akrab, saat menempuh pendidikan S2 mahasiswa lebih diajarkan tentang tanggung jawab dan kedewasaan berfikir pun menjadi tuntutan yang mutlak dengan tak menghilangkan karakter mereka masing-masing.
Diruangan saya duduk sendiri sambil menyibukkan diri, terlihat biasa saja dihari-hari perkuliahan namun ruangan ini bisa menjadi ruangan listrik bertegangan tinggi pada saat ujian tutup karena ruangan ini akan digunakan setiap kali ada ujian tutup. Saya membayangkan bagaimana ruangan ini selalu menjadi saksi betapa jantung bermain diskala richter hehehe saat ujian tutup.  Keasyikanku sendiri diruangan berukuran tak terlalu luas itu sangat beralasan menunggu sms dari pembimbing thesis. Menunggu seperti pekerjaan yang terlihat simple tapi tidaklah demikian kesabaran tingkat dewa dibutuhkan saat menunggu, banyak yang mengatakan ketika semakin dewasa selalu ditandai dengan umur yang bertambah tapi tidaklah demikian menurutku kedewasaan adalah tentang sikap belajar mengambil hikmah dari semua kisah.
            Lagu “it makes me crazy…” cukup memberiku banyak inspirasi dihari ini betapa tidak diruangan saat saya duduk dengan kesibukanku sendiri, banyak kawan-kawan yang berlalu lalang sekedar berkeluh kesah bahkan ada yang beberapa yang terlihat sumringah. Keluh kesah yang sama seperti terdengar dengan nada yang sama “lihat Prof Hamzah?”, “Pak Makka ada ya?”. “ Ibu Sukma dimana ya?”.” Mem Poli tadi ngajar ya?”.” Mobil Prof Hakim ada ya?, prof ada ya kira-kira diruangannya”. Pertanyaan-pertanyaan itu pasti akan terdengar diruangan ini, atau kelucuan yang lain ada yang nyeletuk sambil dibuat lucu “kapan M.Hum biar bisa nikah”. Cukup menggelitik dan tawaku pun bisa pecah dengan kelucuan kawan-kawan seperjuanganku meraih gelar M.Hum diuniversitas Hasanuddin Makassar.  Saya teringat dengan salah satu tulisan Kak Yusran Darmawan diblognya timurangin “Persahabatan janganlah menjadi kemilau sesaat lebih pada berbagi pedih dan bahagia, untuk saling menginspirasi” . Mungkin kisah kak Yusran Darmawan berbeda dengan kisahku tapi kesamaannya bahwa dalam setiap peristiwa kita menjalani proses, proseslah yang membuat perjalanan bermakna atau tidak. Menunggu revisi thesis mestinya dijadikan pembelajaran bahwa kelak proses itulah yang akan membentukmu dan memaknaimu menuju proses pencarian karakter yang sesungguhnya.
            Diruangan itu juga, dihari yang sama untuk pertamakali seorang sahabat jurusan linguistic, biasanya saya memanggilnya dengan panggilan kak Lia menitikkan airmatanya untuk tulisanku “Ruang Indah Di Sudut Hati” saya tersentak pangling, kaget karena Sahabatku Kak Lia menitikkan air mata dan terisak. Pada saat saya sedang sibuk dengan Gadget dan Kak Lia membaca tulisan-tulisan diblogku. Kak Lia orang pertama yang menangis membaca tulisanku, entah karena ia menghayati cerita yang kutulis diblogku atau karena perasaan sentimental yang menguasainya entahlah tapi sahabat seperti kak Lia menurutku hebat berbagi waktu mengurus suami dan anak sambil kuliah bukanlah hal yang mudah. Banyak Kartini.. Kartini.. seperti kak Lia yang hebat berjuang untuk masa depan indah keluarga kecilnya hanya untuk mereguk indahnya pengetahuan. Sahabatku ini meyakini bahwa tulisan-tulisanku mulai memiliki roh jika terus konsisten menulis dan berkarya, mmmm entahlah.
Apapun itu saya sangat menghargai Kak Lia dengan keyakinannya. Keyakinannya seperti memberi semacam energy yang membebaskan keragu raguanku untuk menyakini mimpi tak sebatas meyakini tapi melakukan tindakan nyata merawat harapan dengan pupuk semangat yang terus terbarukan, menebar benih benih kebaikan untuk keabadian. Bukankah dengan terus menulis kebijakan seperti terlahir dengan natural karena kepekaan itulah insting Sang Penulis seperti melihat resah, kwatir dan sedih sebagai nyanyian indah digurun sahara, bukankah pengetahuan adalah kelelahan yang kelak tak karat oleh air dan angin karena ia akan terus berbuah manis dimasa depan.
Tulisan ini terinspirasi dari lagu Kak Imran “it makes me crazy” di ruang perkuliahan pasca Unhas Makassar ketika menunggu menjadi guru yang mengajarkan proses tentang sabar dan bbm seorang sahabat, Kak Nuni Nuchman yang tuturnya “bête, senang, marah itu juga kan irama hati, jadi ya dinikmati saja”.
Langit Makassar, 9 Juni 2014

1 komentar:

  1. keren blognya, Visit my Blog Sesama Orang baubau. animecomzone.blogspot.com

    itu blog tentang anime mungkin Orang Dewasa Gak tau..

    BalasHapus