Selasa, 04 Maret 2014

HARI INI AKU MENJADI PENCURI


BY. NANI CAHYANI
Illustrasi 1: Membaca menjadi kebutuhan

Beberapa hari ini keinginan untuk menulis seperti hilang entah mengapa mungkin beberapa hari lalu kekecewaan menghampiriku natural menurutku karena ketika ekspetasi berbeda dengan yang diharapkan. Pada saat sidang ujian untuk diperbolehkan meneliti, ya pada saat itu jiwaku terkorupsi oleh kritisi salah seorang pengujiku berkomentar tentang kesalahan grammarku padahal apa yang dalam benakku ketika ujian apapun itu yang teramat penting menguji content tulisan adapun untuk kesalahan penulisan memang tetap menjadi perhatian tapi sebisanya dikomentari secara bijak karena hunting atau looking for kesalahan grammar akan mematikan ide atau motivasi menulis, sebaiknya jadilah pembaca yang merespon isi dalam tulisan. Semestinya kritikan atau apapun itu janganlah mematikan jiwa karena mematikan ide sama halnya mengkorupsi pemikiran. Tapi sudahlah tak penting toh saya masih punya waktu mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya, menyelamatkan keyakinanku akan harapan harapan dan mimpi mimpi indah akan masa depan, membuat semua orang-orang yang menyanyangi kita tersenyum karena membuat mereka bangga.
 

 
Illustrasi 2: Membaca seperti rekreasi jiwa pada kejenuhan

Kebanggaan tak semudah itu terlahir jika rasa jenuh menyerang, rasa jenuh akan membuat kita terperosok pada keinginan tak ingin melakukan apapun. Ya dihari ini sayapun berfikir keras melawan diri sendiri, meletupkan keinginanku kembali pada kecintaanku pada keindahan bahasa, bahasa yang membenamkan ku pada kekaguman yang luar biasa pada pengetahuan. Dikota Makassar pengetahuan ditempatkan pada tingkat teratas, semisal contoh; Mtos dibandingkan pusat perbelanjaan lain mungkin tidak terlalu elegant tapi yang dalam fikiranku penempatan cinema 21 dan disampingnya gramedia sangatlah tepat perwakilan dua sisi yang menempatkan hiburan dan pengetahuan berdampingan, sudah seperti itulah hidup seperti dua sisi mata uang yang berbeda, kita semua bersepakat jika hiburan dan membaca seperti rekreasi jiwa pada kejenuhan.

 
Illustrasi 3: Kahlil Gibran "The Vision"

Tergoda oleh kerinduan yang teramat sangat pada buku buku menarikku memasuki gramedia walau mataku masih melirik frame yang menampilkan gambar film yang now showing tapi tidaklah menyenangkan menonton sendiri hingga ku urungkan niatku untuk menonton film, lebih mengikuti godaan godaan tulisan tulisan indah yang berkelindan dibenakku, dengan tak membuang waktupun tiap novel novel yang menarik pasti kubaca setiap sinopsisnya seperti diriku punya dunia lain yang hanya dimiliki oleh diriku sendiri. Hingga diriku terbentur oleh buku tulisan kahlil Gibran yang menghipnotis alam bawah sadarku untuk berjam jam duduk dan membaca karena kebetulan ada satu buku Kahlil Gibran yang covernya telah terbuka dirikupun memanfaatkan moment ini untuk membaca buku yang tidaklah terlalu tebal, hingga terasa semua kata-kata indahnya kulumat dalam benakku. Dalam hal ini sayapun teramat sangat bersyukur pada Tuhan karena menciptakan otak yang tak memiliki kapasitas gigabyte atau megabyte. Kekuatan otak sangatlah amazing dalam keadaan terdesak, justru kemampuannya menakjubkan. Tak terasa lelah membaca diriku disadarkan oleh perasaan tak enak yang hadir dalam pikiranku karena tak membeli buku malah enakkan membaca semua isi-isinya, ya hari ini perasaanku aku menjadi pencuri karena membaca tanpa membeli. Sayapun memutuskan menyimpan kembali buku tersebut. 
Hari ini jiwaku terlahir kembali untuk sekelumit kegilaan kegilaanku pada bahasa tak akan mati bahkan ia akan terus ada menjadikanku peka pada sekelilingku, berdialog pada diri sendiri dan semesta. Bagiku pengetahuan, seperti bumi dan semesta indah ditiap langit kataku. Pengetahuan adalah tentang kesabaran dan ketekunan yang terus menerus.
Langit Makassar, 2 Maret 2014

 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar