BY. NANI CAHYANI
Illustrasi 1: Membaca menjadi kebutuhan |
Beberapa hari ini keinginan untuk menulis seperti hilang entah mengapa
mungkin beberapa hari lalu kekecewaan menghampiriku natural menurutku karena
ketika ekspetasi berbeda dengan yang diharapkan. Pada saat sidang ujian untuk
diperbolehkan meneliti, ya pada saat itu jiwaku terkorupsi oleh kritisi salah
seorang pengujiku berkomentar tentang kesalahan grammarku padahal apa yang
dalam benakku ketika ujian apapun itu yang teramat penting menguji content
tulisan adapun untuk kesalahan penulisan memang tetap menjadi perhatian tapi
sebisanya dikomentari secara bijak karena hunting atau looking for kesalahan
grammar akan mematikan ide atau motivasi menulis, sebaiknya jadilah pembaca
yang merespon isi dalam tulisan. Semestinya kritikan atau apapun itu janganlah
mematikan jiwa karena mematikan ide sama halnya mengkorupsi pemikiran. Tapi
sudahlah tak penting toh saya masih punya waktu mempersiapkan diri untuk ujian
selanjutnya, menyelamatkan keyakinanku akan harapan harapan dan mimpi mimpi
indah akan masa depan, membuat semua orang-orang yang menyanyangi kita
tersenyum karena membuat mereka bangga.
Illustrasi 2: Membaca seperti rekreasi jiwa pada kejenuhan |
Kebanggaan tak semudah itu terlahir jika rasa jenuh menyerang, rasa jenuh
akan membuat kita terperosok pada keinginan tak ingin melakukan apapun. Ya
dihari ini sayapun berfikir keras melawan diri sendiri, meletupkan keinginanku
kembali pada kecintaanku pada keindahan bahasa, bahasa yang membenamkan ku pada
kekaguman yang luar biasa pada pengetahuan. Dikota Makassar pengetahuan ditempatkan
pada tingkat teratas, semisal contoh; Mtos dibandingkan pusat perbelanjaan lain
mungkin tidak terlalu elegant tapi yang dalam fikiranku penempatan cinema 21
dan disampingnya gramedia sangatlah tepat perwakilan dua sisi yang menempatkan
hiburan dan pengetahuan berdampingan, sudah seperti itulah hidup seperti dua
sisi mata uang yang berbeda, kita semua bersepakat jika hiburan dan membaca
seperti rekreasi jiwa pada kejenuhan.
Illustrasi 3: Kahlil Gibran "The Vision" |
Tergoda oleh kerinduan yang teramat sangat pada buku buku menarikku
memasuki gramedia walau mataku masih melirik frame yang menampilkan gambar film
yang now showing tapi tidaklah menyenangkan menonton sendiri hingga ku urungkan
niatku untuk menonton film, lebih mengikuti godaan godaan tulisan tulisan indah
yang berkelindan dibenakku, dengan tak membuang waktupun tiap novel novel yang
menarik pasti kubaca setiap sinopsisnya seperti diriku punya dunia lain yang
hanya dimiliki oleh diriku sendiri. Hingga diriku terbentur oleh buku tulisan
kahlil Gibran yang menghipnotis alam bawah sadarku untuk berjam jam duduk dan
membaca karena kebetulan ada satu buku Kahlil Gibran yang covernya telah
terbuka dirikupun memanfaatkan moment ini untuk membaca buku yang tidaklah
terlalu tebal, hingga terasa semua kata-kata indahnya kulumat dalam benakku. Dalam
hal ini sayapun teramat sangat bersyukur pada Tuhan karena menciptakan otak
yang tak memiliki kapasitas gigabyte atau megabyte. Kekuatan otak sangatlah
amazing dalam keadaan terdesak, justru kemampuannya menakjubkan. Tak terasa
lelah membaca diriku disadarkan oleh perasaan tak enak yang hadir dalam
pikiranku karena tak membeli buku malah enakkan membaca semua isi-isinya, ya
hari ini perasaanku aku menjadi pencuri karena membaca tanpa membeli. Sayapun
memutuskan menyimpan kembali buku tersebut.
Hari ini jiwaku terlahir kembali untuk sekelumit kegilaan kegilaanku pada
bahasa tak akan mati bahkan ia akan terus ada menjadikanku peka pada sekelilingku,
berdialog pada diri sendiri dan semesta. Bagiku pengetahuan, seperti bumi dan semesta
indah ditiap langit kataku. Pengetahuan adalah tentang kesabaran dan ketekunan
yang terus menerus.
Langit Makassar, 2 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar