Sabtu, 31 Maret 2012

MENONTON, MENYIMAK, DAN AKHIRNYA…,


BY. NANI CAHYANI

Menghabiskan waktu hanya untuk memenuhi hasrat menonton film, sungguh mengasyikkan sebab dengan menonton berarti proses mendengarkan dan proses menyimak akan dengan serta merta bersenyawa didalamnya. Malam ini pun saya menonton salah satu film yang berjudul “crazy stupid love”. Ironi juga saat menonton film ini karena kisah yang diangkat kepermukaan tentang keharmonisan rumah tangga yang goyah karena kehadiran orang ketiga diantara pasangan suami isteri, tapi saya tidak akan terlalu mengguliti kisah keharmonisan mereka. Yang menarik buatku kisah dalam film ini menggambarkan kondisi real dalam hidup bahwa tampilan yang menarik adalah pemoles yang dapat menarik hati. Kita harus mengakui bahwa terkadang kita menggelontarkan rupiah yang cukup banyak hanya untuk memenuhi hasrat berpenampilam modis. Mungkin dengan jujur kisah film ini sedikit menyentil telinga karena melihat sisi hidup yang selalunya tidak melulu tentang manis namun di bumbuhi intrik, perselingkuhan hingga endingnya adalah penyatuan hati oleh cinta tulus.

Tak puas menonton film produksi negeri Barrack Obama, sayapun memenuhi lagi inginku menonton film lain yang dapat membakar motivasiku berimajinasi dan bermimpi. Film berjudul “Sang Pemimpi” membawaku ke zona tahun 70an, tak berkedip oleh jalan yang dilalui sepeda-sepeda tua, kapal-kapal kayu yang berseliweran, bangunan dengan sentuhan melayu dalam film ini, dan tak kalah dengan kisah-kisah itu adalah bangunan sekolah yang tak representative tapi toh tak kehilangan rohnya karena jiwa-jiwa, dan semangat hidup ada disana. Sesosok figur dalam kisah ini yang kukagumi adalah seorang pak guru muda yang selalunya sebelum memulai pelajaran hal pertama yang dijadikan kebiasaannya adalah; membakar semangat siswanya dengan mengatakan “pekikkan kata-kata yang membakar semangat mu”. Mmmm sungguh semua beyond the imagination ketika belajar dengan cara melihat karakter orang lain dalam menyimpulkan pemikiran-pemikiran mereka. Ibaratnya cermin mata terefleksi oleh sinar terang yang menyilaukan mata sesaat dan kemudian berusaha untuk melihat dengan terang dan mengalahkan cahaya yang menyilaukan mata.

Film adalah sepenggal cerita yang dirajut dalam wujud nyata dan lakon yang berbeda. Semuanya bermuara pada penafsiran dan kemampuan menalari semua cerita-cerita dalam wujud yang nyata. Perenungan yang mendalam atau menarik diri dari kerumunan orang-orang banyak, cara lain mencari imajinasi. Diam dan tak berucap sepatah katapun, namun bercakap-cakap dengan hati. Teringat lagu yang sangat tenar seingatku di tahun 70- atau 80an “ Tears In Heaven” lagu ciptaan Eric Clapton yang terinspirasi dari kejadian sedih yang dialaminya ketika buah hatinya yang jatuh dari gedung apartemen hingga tewas seketika. Kesendirian dan kesedihan justru saat itulah lagu yang berjudul “Tears in Heaven” tercipta oleh diam dan menyendiri berbulan bulan. Sebuah karya lahir dari suatu kejadian sedih.., terkadang Tuhan punya caranya sendiri untuk melihat dan menyapa kita dengan cara-NYA.

Ada banyak kisah yang membuat kita sejenak menghela nafas, atau mungkin menitikkan air mata. Tapi itulah cerita dia tak selalunya tentang hal-hal indah namun terkadang menguras emosi. Bergumul dengan cerita-cerita dalam khayalan imajinasi. Bermimpi tentang masa-masa yang akan kulalui dalam lorong-lorong waktu, mengulurkan tangan untuk tiap jabat erat tangan yang lain, melangkah dengan terus membuka pikiran, tersenyum pada cahaya mentari yang teriknya masih menghangatkan, canda tawa mereka yang bersenda gurau, senandung yang merindu , bisik-bisik sesayup dedaunan dan semilir angin… ah… semuanya kunikmati saat menonton malam ini, terus menyimak dan akhirnya kusimpulkan dengan caraku sendiri…, untuk terus belajar tentang pengetahuan yang tak berdinding, dan tak berbatas. Semoga selalu…,

Goresanku saat menghilangkan kepenatan,

Baubau, 26 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar