aku memulai mimpiku disini, mencintai imajinasiku, memainkan semua hasratku menulis seakan-aku hanya aku dan tulisan-tulisan. Merasakan pengetahuan menjalari fikiranku lantas diam dialtar takjub pada benakku dan kata-kata indah yang terus berkelindan.. merawat masa dengan karya
Minggu, 18 Desember 2011
ENDING OF A STORY “SERAUT WAJAH TELAGA BIRU DI KOTA BAUBAU”
BY. NANI CAHYANI
Kebersamaan Steven dan Anna telah menjadi buah bibir pembicaraan. Keluarga Anna juga membahasnya, menurut mereka Steven bukanlah laki-laki yang tepat untuk Anna. Dengan pertimbangan perbedaan yang terlalu mencolok. Hubungan keduanya pun seperti di titik nadir. Bagi Steven perbedaan budaya adalah hal yang wajar-wajar saja, pandangan steven yang liberal dan pemikiran British yang sarat dengan logika. Membuatnya tak ambil pusing dengan semua perbedaan-perbedaan itu. Bagi Steven cinta dan rasa sayang pada Anna tak akan tergantikan dengan apapun.
Steven yang berada di kota Baubau untuk tujuan penelitiannya pun. Akhirnya memutuskan kembali kenegaranya. Namun janji dan harapan tetap terpatri, untuk kembali lagi ke kota Baubau. Menyunting kekasih hatinya, pertemuan keduanya pun di tepi telaga biru. Gemercik air telaga turut bersedu-sedu menjadi saksi kegalauan hati keduanya. Desau-desau dedaunan disekitar telaga seolah berbisik hasrat yang merindu. Mentari senjapun mengintip malu-malu di sela-sela cabang pepohonan. Seakan ingin menjadi saksi keduanya. Alam pun hening dan syahdu. Titisan paras elok, Sang Dewi jiwa lunglai… dan terhempas gusarnya. Menatap mata kekasih. Ah… telaga biru saksi cinta Steven dan Anna.
Steven memeluk erat tubuh Anna, desir jantung keduanya meronta-ronta. Ada hasrat dan gairah yang tertahankan namun bagi Steven. Anna ibarat berlian indah yang tak pernah disentuhnya, seperti menyentuh wanita-wanita eropa sebelumnya. Rasa sayangnya pada Anna adalah murni cinta dan sayang yang teramat sangat tulusnya. Rasa sayang itu bukan nafsu yang meluap luap, merindukan sentuhan hangat bibir dan menikmati indahya. Rasa itu adalah menjaga, menyayangi, melindungi, ah… inilah pasangan jiwa tulang rusuk yang hilang.
Steven pun melaepaskan pelukannya dan mengangkat dagu Anna sembari berucap “, I just want you to trust me that I’ll come back to you”. “I finish my study and talk to may parents about you”. “Anna, the only thing in my life now, is you”. Iam crazy but I’m in love.. really in Love with you. “will you marry me”. Sembari bersimpuh, cara romantis yang biasanya dilakukan oleh orang-orang eropa untuk meminang wanita menjadi pendamping hidupnya. Steven mengeluarkan sebuah cincin berlian berwarna biru cahayanya berpendar menyatu dengan telaga biru. Cincin itupun melingkar manis di jari Anna. Diciumnya kening itu dan Steven pun berbisik lembut di telinga Anna “I Love you until the rest of my life”.
Tiga bulan berlalu semenjak pertemuan di telaga biru. Steven telah kembali kenegaranya. Sedang, Anna terus sibuk bekerja di bandara Betoambari. Kesibukannya cukup membantunya menlupakan Steven.. yaaa terkadang gusar, galau… semua menjadi satu. Adakah janji kan terpenuhi?. Adakah kerinduan bermuara pada pertemuan?.. semua pertanyaan ini terus mengetuk-ngetuk dan bersuara nyaring di benaknya. Mmm, The Absence makes heart grows fonder (pertemuan yang jarang akan membuat hati seakan jauh), out of sight out of mind (hilang dari mata maka akan hilang dari pikiran).
Jauh diseberang sana saat “Spring” (musim semi) bunga-bunga bermekaran. Steven baru saja menyelesaikan ujian akhirnya. Bahagia dan gelisah, mengingat kekasih hatinya yang jauh di Indonesia tepatnya di kota Baubau. Steven telah mendiskusikan pada orang tuanya tentang rencananya meminang Anna. Gadis berparas manis dan eksotis. Restu dari kedua orang tuanya pun telah di dapat. Pandangan orang tuanya, yang teramat British memberik an sepenuhnya pilihan hati Steven pada Steve. Mengambil keputusan dan menentukan hidupnya.
Akhirnya hari yang telah di tunggu, telah tiba. Steven bersama orang tua dan keluarganya, berangkat ke Indonesia. Kebahagiaan memuncak dibenak Steven.. Ah.. betapa rindunya pada Anna. Betapa derasnya dorongan hati menembus langit dan tepat jatuh menembus hati seorang perawan berparas elok, Anna.
Steven dan keluarganya pun tiba di bandara Betoambari, tapi sosok Anna tak di lihatnya. kegusaran hati melanda Steven. Oh… Anna, “Iam here for you”. Where are you?”. Pertanyaan yang di jawabnya olehnya sendiri. Secepatnya, taksi itu membawa Steven dan keluarganya di rumah sederhana Opa (pria bijak yang menemani keseharian Steven di kota Baubau). Setibanya disana steven memeluk Opa dengan erat dan memperkenalkan orang tua dan keluarganya pada Opa. “Dad and Mum, this opa. Opa this is Dad and Mum and this is my sister Jane.” And over there my uncle, Patrick and my aunt Sally”. Opa terlihat bahagia walau sedikit tak paham dengan perkenalan itu.. yaaa, benak opa berusaha keras mencari arti kata uncle and aunt.
Tanpa membuang-buang waktu, steven beranjak dan pamit pada orang tuanya. Getar hati seakan tahu dimana Anna saat ini. “Mmmm… blue lake”… She must be there “. Steven bergumam dalam hatinya.
Dengan perlahan steven, berjalan menuju telaga biru sekitar tiga ratus meter dari rumah Opa. Air telaga itu masihlah sama warnanya. Semakin membiru, membiru seperti birunya hati. Dara manis nan eksotis Asia itu, masih disana duduk dan memainkan jemarinya mengikuti irama air telaga. Steven tersenyum melihatnya. Tepat saat ia berada di belakang Anna. Steven memanggil Anna. Anna “Iam here”. Anna merasa seakan bumi yang di pijaknya bergetar keras, oleh suara lembut steven. Keduanya pun berpelukan, menumpahkan rindu yang tak tertahan. Sembari steven berucap “I come back for you coz I love you with all my heart”. “Nothing takes us apart”. I promise you”. Cincin berlian biru itu masih di jari manis Anna. Ah… semuanya masih sama.
Pernikahanpun berlangsung dengan khidmat, cinta tak berlogika, tidak marah, tidak cemburu, menyanyangi, memaafkan, menjaga, dan rela. Steven mengganti nama menjadi Yusuf Steven. Setelah melalui proses pemahaman akan indahnya Islam, ia pun memutuskan convert to Islam. Mmm indahnya cinta…,
Cerah yang indah di kota Baubau, ketika sunny day in my private room…
Baubau, 18 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar