Rabu, 24 September 2008

DHIYA SAYANG..





Kala KM.Lambelu bertolak dari pelabuhan Murhum Bau-Bau, serasa ada perih rindu tertahan, bukan karena ada kekasih yang bertolak tapi di kapal tadi, ada kemenakan imut kecilku, yang selama beberapa bulan terakhir ini tinggal bersama kami, di jln. La Ode Boha, ada rindu bergelayut saat teringat momen-momen lucu bersama DHIYA, anak kakakku ini, awalnya tinggal di Makassar, mengikuti orang tuanya yang sedang menempuh pendidikan Spesialis di Kedokteran Unhas, namun untuk alasan tertentu, kemudian tinggal sementara bersama Sang Nenek.
Aku bibinya, bersama tante-tantenya yang lain, girang bukan kepalang. Bayangkan ada sosok imut lucu, menggemaskan, polos dan manis; menemani hari-hari kami. Aku sendiri begitu dekat dgn Dhiya, sampai-sampai bila aku keluar rumah, Dhiya sejadi-jadinya menangis minta ikut...
Aku jadi teringat pada Hasiani dan Atikah; dua adik sepupuku yang tak begitu Dhiya senangi, mungkin karena mereka kurang bisa mengkomunikasikan perasaan cintanya pada Dhiya, beda dengan aku, upss... hehehe
Dhiya demikian sayang sama aku, bahkan menurut orang tuanya, kakak di Makassar, saat Dhiya sedih atau menangis, maka namaku akan disebut-sebut sampai tangisnya mereda..
Duh Dhiya..aku rindu kamu sayang !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar