Jumat, 17 Februari 2017

TULISAN, ETIKA DAN TUHAN


BY. NANI CAHYANI


 


Menulis membahagiakan hati karena menulis menuangkan apa yang ada dalam benak kita. Saat ini menulis menjadi hal yang biasa setiap orang bisa menulis dimana saja dan kapan saja dengan menggunakkan media sosial. Tulisan tulisan yang ada dalam status dimedia sosial bisa dengan mudah disingkat semisal contoh “tidak menjadi tdk, saya menjadi sy dan sebagainya”, fenomena menyingkat kata seperti ini menjadi hal yang biasa dimedia sosial dimana kata katapun ditulis dengan instant dengan maksud mempersingkatnya. Rasanya kemahiran kita mengukir rasa dalam bentuk tulisan semakin berkurang mengapa demikian karena kita terbiasa dan membiasakan diri padaa kebiasaan yang seharusnya tidak dilakukan karena tulisan merekam kita dan bercerita pada generasi selanjutnya, terlepas dari keinginan untuk merawat atau merevisi hendaklah kita selalu mempertimbangkan tidak merubah aturan hanya karena ingin menjadi fleksibel dan instant



Diera 60 an atau 70 an gaya muda mudi dalam menyatakan perasaan mungkin lewat surat yang berisi tentang perasaan yang dirasakan. Penulis mengingat novel karya Buya Hamka “Tenggelamnya Kapal Van Der Wick” dalam novelnya digambarkan bagaimana Zainuddin memoles perasaan hati dalam bentuk sastra indah yang membuat hati Nurhayati merasa rindu pada Zainuddin. Dalam Novel Buya Hamka terlihat jelas betapa sastra haruslah merekat kita untuk menulis, mencintai  tulisan dan menempatkannya dalam bingkai tanpa merusaknya dengan sadar seperti menyingkat kata, rasanya kita mengoyak hak asasi kata untuk ditulis secara utuh.



 Perkembangan bahasa tidak terlepas dari sejarah tulisan, awal mulanya penemuan tulisan berada di dua tempat yang berbeda Mesopotamia sekitar 3200 SM dan mesoamerika sekitar 600 SM. Selanjutnya menjadi perdebatan berkembangnya tulisan dimesir sekitar 3200 SM namun sebagian beranggapan perkembangan tulisan terjadi di Cina sekitar 1300 SM (Source: Wikipedia). Tulisan mengalami proses perubahan dengan variasi  berbeda beda, yang terkini adalah tulisan modern dengan menggunakkan pena, komputer, mesin cetak atau telepon genggam. Menulis dengan menekan tombol menjadi sangat popular dikarenakan efisien dan handy. Namun semakin dipermudah berarti dimanjakan, dimanjakan bisa  bermakna racun  karena keinginan untuk mengeksplor diri dengan latihan menulis menggunakkan tangan menjadi sangat jarang. Bandingkan tulisan generasi diera  80 an ataau 90 an kita masih bisa mendapatkan tulisan indah bersambung namun diera 2000an mungkin tulisan bersambung indah sedikit demi sedikit jumlahnya menyusut. Tidak boleh dipungkiri andil kita ada dalam fenomena ini; tulisan tidak mengindahkan keaslian, menyingkat kata, menjiplak ide dan membully menjadi  hal yang biasa hingga menyampingkan kata kata menjadi bahasa yang cuek dan tidak mengidahkan ruang rasa.




 


 
Dalam kaitannya tidak mengidahkan ruang rasa adalah penggunaan media sosial yang tidak cerdas. Salah satu penuturan kawan yang berasal dari Autsralia, dinegaranya mulai menerapkan pelajaran etika dalam menggunakkan digital konsep pemikiran ini wajar kiranya diterapkan mengingat kebebasan berekspresi didunia maya terkadang tidak terkontrol. Umpatan umpatan menyindir menjadi lumrah konsep pembelajaran etika menggunakan digital atau media sosial menjadi keharusan karena kita butuh mendidik generasi ini membedakan bagaimana berekspresi didunia nyata dan dunia maya, batas keduanya berbeda mampu membedakan keduanya sangat penting karena dengan begitu kita tidak anti sosial dan tidak ego. Kita mesti bersepakat bahwa tulisan, bahasa, digital dan etika akan terus mewarnai kehidupan generasi modern namun tetaplah berpijak pada karakter dan identitas diri, tidak merubah keaslian karena keindahan harus terabadikan dalam tulisan, bukankah pengetahuan tidak boleh menjadikan kita bebal, apapun itu gerak tutur kita haruslah selaras dengan kehendak pencipta yang selalu adil dan yang terus menyayangi tanpa batas.

“ketika merindukan tulisan”
BauBau, 17 Februari 2017

Rabu, 13 Januari 2016

PROCESS AND PROCEDURE

By. Nani Cahyani

My classmates in writing class
Start writing a story is not easy because to make the sentence connect with another sentence is not an easy things to do especially when vocabulary becomes such as a barrier. As I can say that writing is not easy since we have to train to organize our thoughts and make the reader friendly (Expression being used  when we think that author's writing is coherence, cohesive and relevant), there are many components of making a good paragraph, a good paragraph must have topic sentence, supporting sentence and sub supporting sentence, another idea also topic and controlling idea have to be the focus of writing.


Lalaina Rajaonary, a friend from Madagskar, she teaches me to speak French
My friends from many different countries
 I learned all from writing class today then honestly first I felt writing is boring after following writing class in the English and Foreign Languages University, Hyderabad, India then all my presumption fade away. To be sure writing is skill that need a practice without practicing to write then we can not be able to be a good writer so do not worry about making mistakes because no body perfect, no one never make a mistake but it is natural as we in learning process. Life's pattern is be serious in doing something because the one who succeed is a person who know what her/his objective in life and stay focus.

Books that I need to read mmmmm

Then the question is what is the relationship of process/procedure with this story? mmmm. actually it relates with writing, process is when the type of writing is need you to write a process and do not forget to use simple present tense, it is same also when write a story of telling the procedure use simple present tense and add with some words.. for example firstly, secondly, thirdly, next, finally and many more. in addition, there is also denotation and connotation, do not get me wrong, it tells about the real meaning of words and the use of another words being used to explain the words we mean.


Well..., I think... always work much harder on the area of your weaknesses as it will make you become a good learners, the good learner is someone who always motivate herself/himself to learn and if the atmosphere not supporting him to learn then he/she will create such a good atmosphere to learn..that is all that I am thinking.




A wonderful night in Hyderabad, India
13 January 2016







Senin, 11 Januari 2016

A STORY OF MY JOURNEY TO INDIA

A STORY OF MY JOURNEY TO INDIA
By. Nani Cahyani

My story is started on 2 January 2016 as I took a flight to Makassar and then I went to Jakarta, in Jakarta I stayed with Kak Nuni Nuchman, a friend who works as a casting director of one of the house production.  On 6 January 2016 I took a flight to from Jakarta to Singapore then transit in Mumbai and finally to Hyderabad. A long journey from BauBau to Singapore, Mumbai and Hyderabad was not making me to feel tired as I was not alone but 2 friends of my friends were with me.

Inauguration day with Prof. Meera Srinivas in EFLU, Hyderabad, India
The stewardess prepared some food that I just ate for the first time as I did not want to get jet lag then I had to make sure that I am full so it means I must eat a lot even though the food’s tasty different but I love to have this experience of eating Indian’s food. Let me tell you this journey of visiting countries like Singapore, Mumbai and then Hyderabad is the first experience for me.

I arrived in Singapore on 09.00 am and there was a funny thing happened as my friend opened the door for getting inside the room but it was not the time to open then security gave her a sign not to open the door until the service for the passengers was started. We also got confuse as in the flying ticket showed there was no gate number until I had initiative to ask the security man where is the gate number for us, he spoke in Singlish and said we have to go to the big screen and watched our gate’s number or just scan our barcode in our ticket and it will show automatically our gate number, mmmm one thing that I can suggest you who just visit a new country, you do not feel shy or worry to ask and always say excuse me when ask somebody to help you.

 The trip from Singapore to Mumbai spent half and five hours, a long flight but I did really enjoy the view as I sat next by the window, in a flight the stewardess offered food, I can suggest to you that if you do a long trip/flight make sure you are full then you will not feel jet flag, perhaps my way is works to you perhaps not hehehe.


with some friends from different countries in Hyderabad, India
As I arrived in Mumbai everything looks new but the thing I will never forget in my life time when my friends and I were running just because we had to go to the domestic airport (Chhatrapati Shivaji terminal 18) which the terminal quite far from the international airport (Rajiv Gandhi) then we took a taxi if we did not do it probably we will miss the flight to Hyderabad, as we ran and went into taxi all remind me with “3 Idiots”, the Indian Movie that I watched many times. I never imagined before the story of that movie I experienced with two of my friends (Dinna Dayana La Ode Malim from Dayanu Ikhsanuddin University, Buton and Adiesty Septhiany from Tadulako University, Palu) as we ran just from one room to another room with our heavy luggage. After one hour journey from Mumbai to Hyderabad then the flight Jet Airways flight number 9W459 landing safely in Rajiv Gandhi Airport. In airport we met some participants from Thailand, Madagaskar, Eithopia and the university bus took us to the English Foreign Language University, along the way I took my camera and did recording. Finally, I was talking to myself… “I am here in the country of Shah Rukh Khan, my favourite actor from India”J. There were many things I saw a long the way to the EFL, people, buildings, roads and many others things, they open my eyes to see another part of the world and have this excellent experience with all selected people from many different countries. Honestly, International Training Program that I followed making me to respect each other’s cultures and to accept differences as the unique things to learn. Thank you so much for India government who make all things possible to happen to me to gain my knowledge and to see your beautiful country.

10 January 2016, a beautiful morning in Hyderabad, India

Nani Cahyani


Jumat, 26 Desember 2014

IBU DALAM PERSPEKTIF TERINDAH DIBENAK




By. Nani Cahyani
My youngest sister, Anna and Mom
Ibu dengan singkat kuceritakan kisahmu yang sebenarnya tak ingin kuceritakan ke orang lain betapa ibu adalah wanita terhebat bagi kami semua anak anakmu. Membesarkan lima orang anak dengan kesabaran, kasih sayang, dan ketegasan dalam mendidik kami. Ibu adalah kesederhanaan terindah yang mengisi relung kalbu kami yang terdalam mengajarkan kebaikan dalam bentuk gerak tanpa tutur yang menyakitkan kalaupun jika kesal singgah dihatinya cepat ditepiskan dengan senyum tulus bahwa cinta harus memang terhadirkan bahkan ketika hati sedang tak suka.
Ibuku adalah guru sekolah dasar di kota Baubau, beliau sosok pengajar yang cerdas, baik namun memiliki sisi ketegasan yang sifatnya mendidik. Dulu pernah ketika SD saat telat bangun kesekolah ibu tidak memberi uang untuk naik kendaraan umum tapi tetap harus kesekolah dan menanggung sendiri kesalahan bangun tidur terlambat dengan berlari kesekolah walau secara finansial gaji ibu pastilah cukup untuk kami tapi ibu hanya ingin menanamkan rasa tanggung jawab menanggung kesalahan yang dibuat sendiri karena tidak disiplin pada waktu. Saya masih ingat di tahun 90 an sekolah tempat ibu mengajar menjadi sekolah terfavorit karena disiplin tenaga tenaga pengajarnya terbukti dengan kualitas kulitas siswa yang berhasil menjuarai banyak perlombaan ditingkat nasional. Disaat itu mungkin ketegasan yang ditanamkan guru guru adalah ketegasan yang penuh cinta kasih dengan memberi contoh terlebih dahulu hingga nilai nilai kebaikan dan pengetahuan betul betul menyatu dalam benak dengan siswa.
Me, the one who wear blue veil and my mom in the right side of me
Ibu selalu menyuruh kami belajar, ibu percaya kehidupan manusia hanya akan berubah dengan pengetahuan dan kecerdasan dan dengan kecerdasan kita akan mengenal Tuhan. Disaat itu belajar adalah kegiatan yang tak mengenakkan buat kami, mengeluh dalam hati namun tak membantah kamipun belajar, memahami lembar demi lembar pelajaran sangat menyiksa saat itu. Keinginan ibu tak lebih dari melihat kami anak-anaknya sukses dimasa depan.
Ibu, membesarkan kami dengan penuh kesabaran walau ayah telah berpulang kembali pada Sang Khalik namun bagi ibu menghadiahkan cinta sejatinya pada ayahku dengan berjanji menjadikan kami anak-naknya sukses itulah janji romantis ibu pada ayahku dihembusan terakhir ayah.
Alhamdulillah perjuangan ibu dan doa ibu yang tiada henti untuk kesuksesan kami berbuah disaat ini anak pertama bekerja sebagai tenaga paramedis disalah satu puskesmas, anak kedua bekerja sebagai dokter, anak ketiga bekerja sebagai dosen, anak keempat bekerja menjadi guru dan anak kelima sekarang sedang menempuh pendidikan kedokteran gigi.
Segala kesuksesan yang ditoreh tak bermakna apa apa tanpa doa ibu, segala kehebatanpun ketika telah tergenggam Bukanlah apa apa ketika hati tak merendah pada ibu, segala emosi mesti teredam dalam peluk hangat ibu, segala perjuangan mesti hanya satu alasan untuk senyum kebangaan ibu.
Sayangilah ibumu karena ibu cahaya dalam hati yang tak akan pernah redup bahkan ketika cahaya yang lain redup. Tulisan ini teruntuk untuk mamaku sayang..
Happy mom’s day, love your mom because your life begins in mom’s love as the first step we did in life because of mom.
Langit Baubau, 22 Desember 2014