BY.
NANI CAHYANI
Setiap orang punya pendapat yang berbeda-beda dalam
menentukan sikap, ketika terbentur oleh perbedaan tidak seharusnya kita
mengklaim tapi sebisa mungkin berfikir secara logis melihat hal-hal yang tidak
terfikir sebelumnya dengan berfikir cerdas. Ide-ide cemerlang selalu terlahir
dari pergulatan imajinasi dan kreatifitas, persamaan keduanya adalah
kecemerlangan. Jika dapat berasumsi saya menarik kesimpulan bahwa mengarahkan
seluruh potensi dan kemampuan pada yang ingin dicapai itulah definisi
kecemerlangan.
Cara dan proses meraih kecemerlangan disaat ini cenderung tak terbendung oleh peranan media massa. Ajang pencarian bakat, Indonesian idol tak dapat dipungkiri menyedot perhatian betapa tidak media sosial (social networking) selalu menempatkan ajang ini pada teringkat teratas top trending dan tentunya prinsip meraup keuntungan akan sangat berlaku, tapi tak ada yang salah karena segala potensi kreatifitas mestilah selalu memberikan sisi positif pada pemilik modal dan pelakon yang ingin mencoba keberuntungan. Saya tak terlalu paham dengan istilah kapitalisme tapi sedikit pemahaman yang saya pahami bahwa kapitalisme adalah paham yang mempercayai bahwa yang memiliki modal berusaha meraup keuntungan sebesar-besarnya.
Simon Fuller |
-->
Tepatlah
kiranya jika ajang bergengsi Indonesia Idol adalah produk kapitalis yang
berkelas. Merunut kebelakang ajang ini berawal dari Negara kapitalis Amerika, American
Idol pertamakali diperkenalkan oleh Simon Fuller dan menjadi American reality
singing competition yang sukses menarik perhatian dunia. Hingga diperkenalkan
di Indonesia, pencarian idola dibidang tarik suara yang ditayangkan oleh stasion
TV Nasional RCTI ini terbilang sukses mengangkat bakat bakat yang terpendam
diseluruh nusantara, sebagai contoh Nowela yang berasal dari ujung Indonesia
papua berhasil memukau jutaan mata karena suaranya yang unik dan kontestan
lainnya seperti Yunita Nur setia, Devirzha adalah contoh real mereka mereka
yang sangat berbakat dan percaya impian dapatlah menjadi mungkin.
Saya
hanya bagian kecil dari jutaan penduduk Indonesia yang menikmati acara Indonesian
Idol, ya tepatlah kiranya acara ini menghilangkan penat sementara dari banyak
aktifitas yang menghabiskan energy untuk berfikir. Kita dimanjakan dengan
suguhan yang merayu jiwa untuk memuji bakat sebagai anugerah terindah dari-NYA yang
mesti terasah dengan keyakinan, bahwa kekurangan adalah kelebihan dan dengan
menyadari kekurangan adalah kelebihan maka teruslah setia merawat mimpi karena
untuk menjadi yang berkelas seseorang haruslah berkualitas.
Saat
meyakini kita setelahnya butuh untuk konsisten pada tujuan. Semoga Indonesian
Idol bisa terus melahirkan bakat bakat yang membius kita semua dalam bidang
seni, dan hendaknya setelah menjadi idol itulah perjuangan sebenarnya menjadikan
suara seindah jiwa.
Langit
Makassar, 7 maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar