Jika
Rindu adalah Embun…
Pertanyaan membenamkanku pada
keingintahuan yang mendesak, apa perasaan rindu selalunya bermuara pada cinta?. Tak sadar begitu banyak
tulisan-tulisan yang mengurai makna tentang rindu dan cinta. Tanyakanlah apa
artinya rindu pada seorang anak yang rindu belaian kasih ibunya, tanyakanlah
apa artinya rindu pada hati yang merindu karena sayang yang tak bernalar dan
tanyakanlah apa artinya ketika hati telah jatuh cinta. Maknai cinta dengan
sesungguhnya, ia tak sekedar nafsu untuk memiliki tapi lebih pada keinginan
membahagiakan sosok yang membuat hari harimu berirama.
Jika
cinta adalah semilir angin yang berbisik
Detak yang tak
semestinya, tak seorangpun mengerti makna tiap detak untuk yang terkasih karena
maknanya kita sendiri yang maknai. Mungkin sekedar menatap mata itulah bahagia
untuk jiwa, sekedar memandang riak-riak wajah bahagianya ditelaga bening itulah
makna cinta untukmu atau mungkin cinta sekedar semilir angin yang berhembus
lantas hilang darimu. Dalam cinta itu adalah pengorbanan jika tak tak ingin
menjadi sakit janganlah mencintai karena mencintai terkadang engkau
mengagungkan pilihanmu dalam konteks persepectivemu tentang dia yang engkau
sendiri tak pahami.
Cinta
tak ada, karena yang ada hanya orang-orang yang mempertahankan cintanya
Jiwa tak butuh apa-apa,
dia hanya butuh jiwa jiwa yang kokoh lantas terus berusaha mempertahankan
cintanya, terserahlah jika cinta menurutmu adalah embun, tak mengapalah jika
cinta sesimpel sederhananya dia dalam berargumen atau biarlah jika cinta
menurutmu adalah warna warni bahasanya.. Sungguh apapun itu dengan cinta kita
bisa melembutkan hati, dengan cinta kita belajar hidup. Karena kemestian kita
terhadirkan didunia karena cinta. Teruslah mencintai dan tak ada alasan mengapa
mencintai karena dengan begitu sudah begitulah semestinya tak ada alasan ketika
jatuh cinta.
Tulisan ini hadir hanya
sekedar untuk memanjakan benakku, menyelingi fikiranku yang selalunya logis
dengan hal hal yang mungkin terkadang kita lupa bahwa cinta adalah anugerah terindah
dalam hidup.
Langit Makassar, 30
Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar