Sabtu, 07 September 2013

REFLEKSI WAKTU YANG BERULANG

By. Nani Cahyani
         
Setiap detik yang berlalu adalah silam dan saat akan dihadapi menjadilah ia sesuatu yang akan diraih, diwujudkan, kata “sekarang” identik dengan masa depan. Setiap orang berhak bernyanyi riang dan gembira akan masa depannya tak terbersit sedikitpun ucapan hati menginginkan waktu mendatang kelam karena fitrah manusia mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik. Berulang itulah konsep hidup yang teramat sederhana, mengapa terceletuk kata berulang karena tiap waktu terulang untuk, “remember”. Moment penting yang dimiliki tiap orang berbeda beda disetiap kelahiran ada pesan penting bahwa ketika kita lahir kita membawa senyuman bahagia disetiap orang yang akan menjadi akrab dalam hidup. Teriakan tangis bayi mungil memecah kesunyian. Tangisan itu bisa bermakna sebagai tanda si mungil memasuki alam dunia yang terlihat menarik dengan semua pernak pernik namun tidak secantik kasat mata memandang karena keras dan tangguh akan mewarnai hari-harinya nanti. Bagaimana membuat semuanya berarti kemestian, karena tiap kita punya diary masing-masing yang tulisannya memakai tinta apapun tidak mengapa namun pilihan warna berada pada kita masing-masing.         


Refleksi waktu yang berulang tentang diriku dan orang disekitarku yang mencintai dan menyanyangiku dalam dekat walaupun dari kejauhan. Beberapa tahun yang telah berlalu meninggalkan kenangan dibenakku diantaranya dengan sederhana setiap tanggal kelahiran seseorang yang pernah menjadi bagian hatiku selalu menaruh roti diatas meja belajarku sambil meninggalkan tulisan sederhana yang sangat sederhana “aku menyanyangimu dalam kesederhanaanmu dan akan selalu begitu bahkan ketika semua berubah”, biasanya tiap pergantian waktu kita berkeliling kota Kendari dengan Taxi dan berakhir memandang bintang dilangit kota tempat kumenamatkan pendidikan S1 ku. Kenangan yang lainnya ketika tepat jam 12 malam pergantian tahun diujung telepon suaramu akan terdengar hanya untuk bernyanyi selamat ulang tahun, “so damn romantic!”. itulah kesan ku pada tiap-tiap moment penting itu. Itulah tiap tahun di tanggal 20 Juni ketika tanggal itu mewujudkan mimpiku memiliki sebuah gitar dan kamera digital hadiah dari sahabat di negeri Kangguru.


Dimensi waktu selalunya berkeliling disekitarku menempatkan aku ditempat berbeda walau  tak menginginkan berada ditempat lain jauh dari tanah kelahiranku tapi itulah waktu yang punya kuasa berlebih akan diriku, diri yang lain, dan semua yang orang lain miliki. Beraktifitas dipulau tempat para Sultan terlahir disini, pulau Buton dengan eksotis pemandangan lautnya yang membius mata batin, aura kecantikan yang tiada tara bahkan menarik orang-orang dari negeri Obama, James Cameron untuk sekedar datang melancong atau melakukan riset penelitian. Itulah waktu yang punya kuasa memaksaku hijrah sementara ke kota Makassar menempuh pendidikan S2 di prog studi English Language Society Universitas Hasanuddin. Berusaha setiap harinya menjadi manusia yang selalu terbarukan meski waktu terus dengan bengisnya menggerogoti tiap usia, kita harus bisa merangkum sendiri apa yang di inginkan oleh waktu.
            Tepat ditanggal 20 Juni 2013, tahun refleksiku jujur kutak memimpikan apapun hanya doa dan pengharapan menyelesaikan studi S2 ku secepatnya dan menyelesaikan beberapa perbedaan berfikir yang tak dipahami oleh orang terdekatku saat ini, kuingin duduk berdiskusi dengannya namun jika tak menemukan titik temu tak mengapalah berakhir karena hidup tak mesti bertahan jika memang tak layak dipertahankan. Hari itu ketika sejak semalam begitu banyak sms dan bbm yang mengucapkan singkat HBD dengan bahagia selalu pasti kuucapkan terimakasih untuk semua perhatian dan rasa sayang dari mereka dan bersyukur untuk semua ketulusan hati mereka. Belum kudapatkan ucapan itu dari keluarga terdekatku hingga sore harinya semua fikiranku lenyap. Dalam tergesa-tergesa ku menuju kekamar tamu karena tamu seorang dosen bertandang kerumah dan ternyata keriuhan terjadi dikamr tamu begitu banyak mahasiswa yang datang bernyanyi dan memegang kue ultah yang bertuliskan namaku disitu dan ucapan HBD, logikaku tak bisa berfikir, menjadi nervous itulah diriku saat itu. Segala yang namanya jarak antara dosen dan mahasiswa kulupakan sementara, saya hanya mau larut bersama mereka yang mencintaiku dan diriku yang mencintai mereka sebagai bagian hidupku. Kuingin ciptakan terus ruang dihatiku untuk cinta. Banyak yang mengatakan hati hanya satu dan hanya untuk orang yang paling terkasih, mungin teori ini telah terbantahkan oleh konsep yang kupahami sekarang bahwa hati hanya satu namun hati untuk semua yang menyayangi kita dan hati berkisar tentang sebagaimana tulusnya kita terus membuat ruang-ruang dihati untuk semua yang mencintai kita. Merekalah yang berdoa untuk kebahagiaan dan kesuksesan kita dimasa depan.
Tulisan ini untuk mahasiswa bahasa inggris Unidayan Baubau,
Thank u for the inspiration…. I love you all.. dan jangan pernah memilih pada siapa menaruh cintamu, karena cinta adalah milik-NYA, maka biarlah mencintai dari, karena dan untuk Allah…
Baubau, 22 Juni 2013







   
 
        




Tidak ada komentar:

Posting Komentar