Sabtu, 08 Maret 2014

INDONESIAN IDOL: PRODUK KAPITALIS YANG BERKELAS

-->
BY. NANI CAHYANI

            Setiap orang punya pendapat yang berbeda-beda dalam menentukan sikap, ketika terbentur oleh perbedaan tidak seharusnya kita mengklaim tapi sebisa mungkin berfikir secara logis melihat hal-hal yang tidak terfikir sebelumnya dengan berfikir cerdas. Ide-ide cemerlang selalu terlahir dari pergulatan imajinasi dan kreatifitas, persamaan keduanya adalah kecemerlangan. Jika dapat berasumsi saya menarik kesimpulan bahwa mengarahkan seluruh potensi dan kemampuan pada yang ingin dicapai itulah definisi kecemerlangan. 


Cara dan proses meraih kecemerlangan disaat ini cenderung tak terbendung oleh peranan media massa. Ajang pencarian bakat, Indonesian idol tak dapat dipungkiri menyedot perhatian betapa tidak media sosial (social networking) selalu menempatkan ajang ini pada teringkat teratas top trending dan tentunya prinsip meraup keuntungan akan sangat berlaku, tapi tak ada yang salah karena segala potensi kreatifitas mestilah selalu memberikan sisi positif pada pemilik modal dan pelakon yang ingin mencoba keberuntungan. Saya tak terlalu paham dengan istilah kapitalisme tapi sedikit pemahaman yang saya pahami bahwa kapitalisme adalah paham yang mempercayai bahwa yang memiliki modal berusaha meraup keuntungan sebesar-besarnya.



Simon Fuller
 
-->
Tepatlah kiranya jika ajang bergengsi Indonesia Idol adalah produk kapitalis yang berkelas. Merunut kebelakang ajang ini berawal dari Negara kapitalis Amerika, American Idol pertamakali diperkenalkan oleh Simon Fuller dan menjadi American reality singing competition yang sukses menarik perhatian dunia. Hingga diperkenalkan di Indonesia, pencarian idola dibidang tarik suara yang ditayangkan oleh stasion TV Nasional RCTI ini terbilang sukses mengangkat bakat bakat yang terpendam diseluruh nusantara, sebagai contoh Nowela yang berasal dari ujung Indonesia papua berhasil memukau jutaan mata karena suaranya yang unik dan kontestan lainnya seperti Yunita Nur setia, Devirzha adalah contoh real mereka mereka yang sangat berbakat dan percaya impian dapatlah menjadi mungkin.

-->
Saya hanya bagian kecil dari jutaan penduduk Indonesia yang menikmati acara Indonesian Idol, ya tepatlah kiranya acara ini menghilangkan penat sementara dari banyak aktifitas yang menghabiskan energy untuk berfikir. Kita dimanjakan dengan suguhan yang merayu jiwa untuk memuji bakat sebagai anugerah terindah dari-NYA yang mesti terasah dengan keyakinan, bahwa kekurangan adalah kelebihan dan dengan menyadari kekurangan adalah kelebihan maka teruslah setia merawat mimpi karena untuk menjadi yang berkelas seseorang haruslah berkualitas.
Saat meyakini kita setelahnya butuh untuk konsisten pada tujuan. Semoga Indonesian Idol bisa terus melahirkan bakat bakat yang membius kita semua dalam bidang seni, dan hendaknya setelah menjadi idol itulah perjuangan sebenarnya menjadikan suara seindah jiwa.

Langit Makassar, 7 maret 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar